Dengan latar belakang pendidikan yang bagus dan memiliki usaha bidang furnitur, membuat aku tak ragu memesan lemari kepada mereka.
Pada saat melihat desain yang mereka buat, aku senang sekali. Saat lemari sudah jadi aku juga senang sekali. Tetapi ... suatu hari saat aku akan mengambil barang di lemari yang atas, yang bahan pintunya dari kaca hitam, terjadilah bencana. Pintu kaca lepas dan menimpa kepala.Â
Untungnya aku masih bisa menahan dengan tangan, jadi tidak terlalu keras. Walaupun begitu darah mengalir pada wajahku. Aku memanggil dokter yang tetangga di komplek. Beliau mengatakan lukanya hanya kecil. Daerah kepala memang banyak pembuluh darah, sehingga darah yang mengalir banyak sekali.Â
Pintu kaca pada lemari itu dipasang dengan menggunakan engsel yang menjepit kaca, lalu ada baut menekan. Mungkin saat itu bautnya agak kendur. Sejak saat itu pintu aku ganti dengan bahan kayu, dan selanjutnya aku takut menggunakan furnitur bahan kaca.
Melihat meja makan dengan daun kaca, kadang timbul keinginan. Namun rasa takut masih menghantui. Aku selalu merasa furnitur dengan bahan kaca berbahaya untuk anak-anak dan keluarga yang lain.Â
Rasa Aman dari Ketidakstabilan
Furnitur memang pelengkap rumah untuk berbagai usia, untuk bayi juga. Aku pernah diberi kakak, tempat tidur bayi yang untuk sementara, bukan untuk tidur sepanjang malam. Biasanya disebut boks bayi. Nah ... boks bayi yang diberi kakak, bisa diayun-ayun.Â
Suatu hari, aku letakkan putriku yang masih bayi dalam boks. Kalau tidak salah ingat, putri kedua, Mita. Aku tinggalkan sebentar untuk ke dapur yang tidak jauh dari tempat meletakkan boks tersebut. Ketika aku kembali melihat Mita. Posisi boks sudah kurang stabil, kalau miring sedikit lagi sepertinya akan terguling. Mita tetap memejamkan mata, hanya posisinya tidak ditengah seperti semula saat aku meninggalkannya.Â
Rasa sayang terhadap kakak, membuat aku masih menggunakan boks tersebut beberapa hari. Aku mengikat bagian tertentu, supaya boks bisa stabil. Makin lama, aku makin takut Mita terjatuh. Aku katakan kepada kakak, bahwa boks pemberiannya tidak stabil. Aku tidak bisa menggunakan boks itu lagi. Wajah kakak agak kecewa, namun tentunya kakak bisa mengerti dan berpendapat sama. Keamanan bayi adalah yang terpenting dan menjadi tanggung jawab orang tua.Â
Rasa Aman dati Tikus