Mohon tunggu...
Rini DST
Rini DST Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga - Seorang ibu, bahkan nini, yang masih ingin menulis.

Pernah menulis di halaman Muda, harian Kompas.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tas Mungil, Lipstik dan Kartu Berwarna Merah Pencetus Toksik, Mengapa?

13 Februari 2022   21:59 Diperbarui: 13 Februari 2022   22:00 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Pidana

*****

Oma "kartu" bermain kartu berempat, oma Cinta--oma Kasih--dia dan seorang oma lagi. Oma "kartu" mengerti cara bermain kartu yang dikenal dengan sebutan “empat puluh satu”. Caranya mengumpulkan kartu yang sama, hingga nilainya berjumlah empat puluh satu. Nilai tertinggi terdiri dari As--K--Q--J. Pemain yang merasa nilainya sudah banyak, walaupun nilainya belum mencapai  41 boleh membuka kartunya.

Kalau nilainya menjadi terbesar akan menang, tetapi kalau ada yang lebih besar menjadi kalah. Menurut aturan yang mereka gunakan, karena membuka terlebih dahulu menjadi terbakar. Maksudnya menjadi paling kalah, dan harus mengocok kartu untuk permainan berikutnya.

Oma “kartu” membuka kartu berwarna merah yang dikumpulkan, yang nilainya belum 41. Tetapi oma yang seorang lagi mengumpulkan kartu berwarna hitam, dan memiliki nilai lebih besar. Oma “kartu” kalah. Tetapi oma "kartu" tidak bisa menerima dia paling kalah. 

Oma-oma lain menjelaskan aturan yang digunakan. Mereka yang membuka kartunya, tetapi kalah menjadi terbakar. Paling kalah dan harus mengocok kartu untuk permainan berikutnya. Oma "kartu" mengotot dia tidak paling kalah, dan tidak mau mengocok kartu. 

Sebenarnya oma “kartu” tidak bisa mendengar penjelasan oma-oma lain karena sudah tuli. Dia menjadi marah dan tidak pernah mau ikut bermain kartu lagi. Hubungan toksik lagi tak terhindarkan, toksik parah memusuhi lebih banyak orang.

Seorang yang belum tuli merasa heran , mengapa oma "kartu"diberi penjelasan  menjadi marah. Oma "kartu" yang sudah tuli merasa jengkel, tidak bisa mendengar penjelasan. Mungkin nanti, jika sudah sama-sama tuli barulah bisa saling mengerti.

Kini oma Cinta sudah menjadi tuli. Esok  hari Valentine. Mari menyudahi hubungan toksik, dengan melakukan recharge kasih sayang. Memaafkan yang sudah meninggal dan bersahabat lagi dengan yang masih diberi kehidupan.

Bumi Matkita,

Bandung, 13/02/2022.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun