“Kan kamu bawa sendiri kemarin,” jawab oma Cinta.
“Tidak kamu yang bawa,” katanya.
Oma Cinta menjadi bingung. Untung ada perawat Aussi yang membantu mencari lipstik warna merah milik oma “lipstik”. Ternyata … ternyata oma "lipstik" menyimpan lipstik warna merah di dalam lemari es, di dalam kamarnya.
“Oma, ini lipstiknya,” kata perawat yang mengeluarkan dari lemari es.
“Pasti kamu yang masukkan ke sana,” katanya kepada oma Cinta.
“Ah … mana mungkin, saya kan tidak masuk kamar oma”, kata oma Cinta.
Sejak saat itu, oma “lipstik” tidak mau bertegur lagi dengan oma Cinta. Lagi-lagi hubungan toksik terjadi.
Tak seberapa lama kemudian, oma “lipstik” sudah tidak bisa berjalan. Usianya sudah 99 tahun. Oma Cinta mencoba mengajak bicara.
“Apakah oma ingat saya, saat kita berjalan-jalan di Mall Senayan, untuk melihat jam dengan boneka menari?”
“Tidak, kamu kan orang baru di sini,” kata oma “lipstik”, ”Saya sudah lama di sini.”
Oma “lipstik” lupa, sudah pikun. Juga tidak bisa berbicara Bahasa Inggris lagi. Hanya bisa berbicara Bahasa Indonesia, campur Bahasa Belanda. Sesudah berusia 100 tahun, sakit tua dan meninggal dunia.