Mohon tunggu...
Rini DST
Rini DST Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga - Seorang ibu, bahkan nini, yang masih ingin menulis.

Pernah menulis di halaman Muda, harian Kompas.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Logika dan Payung

30 Maret 2021   20:04 Diperbarui: 5 April 2021   13:56 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Payung. Sumber gambar : Pixabay.

Bagas dan Chandra sedang duduk di taman menikmati senja yang sejuk. Dipandangnya bulan, yang menampakkan daerah sangat gelap mendekati gulita.

"Kenapa bulan tampak gelap ya?" Tanya Chandra kepada Bagas.

"Tanda sekarang sedang terjadi gerhana bulan," jawab Bagas. 

"Oh itu yang disebut Umbra ya?" tanya Chandra sambil menunjuk daerah gelap gulita akibat adanya gerhana bulan.

"Ya," jawab Bagas, "Dan sekelilingnya yang agak gelap, agak terang dinamakan penumbra."

Chandra tak menyangka malam ini menikmati gerhana bulan bersama Bagas. Lelaki yang telah melamar dirinya, setelah berpacaran selama lebih dari 3 tahun. Selengkapnya namanya adalah Bagaskara yang artinya matahari, dan dirinya bernama Chandra yang artinya bulan.

Gerhana bulan terjadi apabila bulan yang mengelilingi bumi yang sedang mengelilingi matahari, berada dalam posisi matahari--bumi--bulan secara lurus. Sehingga cahaya matahari yang biasanya mengenai bulan dan dipantulkan oleh bulan, tertutup oleh bumi. 

Bagian yang sangat gelap karena tertutupnya cahaya matahari itulah yang dinamakan umbra. Karena matahari bersinar ke segala arah, ada bagian yang hanya agak gelap di sekitar pandangan ke bulan, itulah yang dinamakan penumbra.

Umbra dari bahasa Latin yang artinya bayangan, yang dijadikan asal-usul kata umbrella. Yang selanjutnya dalam bahasa Indonesia dikenal dengan sebutan payung.

Payung sudah diikenal sejak 1000 Sebelum Masehi di Mesir, sebagai acara religius. Makin panjang tongkat payung yang digunakan, menunjukkan makin tinggi aktivitas  religiusnya. 

"Di Indonesia, payung juga digunakan dalam acara religius, msalnya nanti dalam acara akad, adat dan di pelaminan resepsi pernikahan," kata Chandra,"Nanti kita juga kan mas?"

"Insyaa Allah," jawab Bagas sambil mencubit pipi Chandra. 

Berikutnya di Yunani, payung digunakan untuk atraksi yang bersifat erotis. 

"Indonesia juga mewarisi dengan mencipta berbagai tarian, yang tentunya tidak erotis" kata Chandra pula, "Tapi yang paling dikenal, Tari Payung  dari Sumatera Barat dengan iringan lagu Berbendi-bendi."

"Oh iya, waktu SD aku sering terpilih untuk menarikannya," kata Bagas.

"Siapa pasangan kamu?" tanya Chandra.

"Kamu cemburu ya? tanya Bagas sambil mencubit pipi Chandra lagi.

"Aku juga punya pasangan sendiri kok, saat itu," jawab Chandra.

"Lo!" sambil mereka berdua tertawa bersama-sama.

Pada tahun 507 Sebelum Masehi, ada soorang tukang kayu, insinyur, filsuf, penemu, ahli militer, negarawan, dan merupakan santo pelindung pembangunan di Tiongkok. Namanya Lu Ban yang sangat sayang kepada istrinya, yang bernama Yun.

Lu Ban kasihan melihat istrinya yang juga mencintai suami, hingga basah kuyup saat mengantar makanan kepada suami yang sedang bekerja. Saat  melihat anak-anak kehujanan berpayung daun bunga teratai. Terpikirlah Lu Ban untuk membuat payung, bagi istrinya.

Payung yang tangkainya terbuat dari kayu, dan daun dari kertas yang dilapis lilin. Terciptalah payung pertama sebagai pelindung hujan, yang dikenal dengan nama umbrella diambil dari kata umbra. Umbra dimaksudkan sebagai bayangan untuk manusia berlindung dari panas dan hujan.

Diawali dengan rasa sayang kepada seorang istri, payung dibuat dengan desain indah dan warna-warni yang menarik. Sehingga pada abad ke 16, payung sangat terkenal di dunia. Selain sebagai alat pelindung panas dan hujan, juga merupakan pelengkap fesyen bagi perempuan. 

"Aku jadi pengin memberikan suvenir payung  pada hari pernikahan kita nanti mas," kata Chandra.

"Iya, apalagi katanya  pada abad 18, penulis Persia Jonas Hanway  dengan percaya diri menggunakan payung di depan umum," kata Bagas, "Dan sejak saat itu, para laki-laki mulai banyak yang menggunakan payung. Desain payung mulai banyak yang cocok untuk laki-laki, macho dalam bahan dan warna."

"Wah, harus jadi pertimbangan dalam mendesain payung untuk suvenir pernikahan kita nanti."

"Payung juga ada manfaat untuk logika lo mas," sambung Chandra lagi. 

"Maksudnya?" tanya Bagas terheran-heran.

"Itu dalam logika implikasi, untuk menentukan kebenaran pernyataan jika pernyataan 1 --> maka pernyataan 2."

"Maksudnya apa? tanya Bagas makin bingung, tidak mengerti.

"Begini," kata Candra berusaha memberikan penjelasan.

"Jika hari hujan, maka bawa payung!"

Jika pernyataan 1 benar hari hujan , maka pernyataan 2 benar  bawa payung. Secara logika benar.

Jika pernyataan 1 benar hari hujan, maka pernyataan 2 salah tidak bawa payung. Secara logika salah. Hujan kok tidak bawa payung. 

Jika pernyataan 1 salah hari tidak hujan, maka pernyataan 2 benar  bawa payung. Secara logika benar. Tidak hujan bawa payung, ya gapapa.

Jika pernyataan 1 salah Hari tidak hujan, maka pernyataan 2 salah tidak bawa payung. Secara logika benar. Tidak hujan tidak bawa payung ya gapapa juga.

"Waduh sejak kapan calon bojo jadi filsuf?" Bagas semakin dan semakin terheran-heran

"Sejak matahari bersembunyi dibalik bumi, tidak menyinari bulan," jawab Chandra.

"Oh ...," kata Bagas tersenyum

"Biarlah matahari Bagaskara yang menyinari bulan Chandra," katanya sambil memeluk Chandra dengan penuh kehangatan.

"Chandra," panggil bunda dari dalam rumah, "Di halaman sudah gelap, ayo di dalam saja."

Chandra menuju rumah dan Bagas sekalian berpamitan pulang.

"Kok buru-buru?" kata bunda, "Mari makan di sini, bunda masak sup kacang merah kesukaan Chandra."

"Terima kasih, tante," jawab Bagas dengan sopan.

Desain Payung. Sumber Gambar : Pixabay.
Desain Payung. Sumber Gambar : Pixabay.

Selesai makan ayah pergi ke mesjid komplek, salat Isya dan sekalian mengikuti salat gerhana di mesjid komplek. Sehabis mencuci piring, Chandra masuk ke dalam kamar untuk salat Isya, dan mulai corat-coret membuat desain payung untuk suvenir pernikahannya yang direncanakan akan digelar dalam tahun ini.  

Setiba di rumah, Bagas makan malam bersama ayah bunda juga. Setelah salat Isya di rumah, sejenak sebelum berangkat untuk salat gerhana di mesjid komplek Bagas terpikir. Di mana akan memesan payung untuk suvenir pernikahan? Pastinya bukan di toko James Smith and Sons, London, Inggris Raya. Sebuah usaha dan  toko payung pertama yang ada di dunia. 

Ah ... di Tasikmalaya saja, yang asli buatan Indonesia.

Referensi.

Bumi Matkita, 

Bandung, 30/03/2021.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun