Beda pada burung dan ayam, telur yang belum mengalami pembuahan keluar sebagai telur bercangkang, tetapi tidak bisa menetas.
"Dan tetap bermanfaat sebagai telur, yang dulu dijual ibuku saat mempunyai peternakan ayam kecil-kecilan," kata Anggoro.Â
*****
Sungguh Allah memberi kekuatan selama masa kehamilan selama 9 bulan, hingga tiba masanya Aditi melahirkan bayi mungil secara sempurna.
Beda dengan burung, setelah mengerami telur barulah menetas menjadi piyik berbulu kuning.
Memang sih. Semua berjalan lancar karena Aditi tertib kontrol dokter kandungan dan RS Bersalin, dan Anggoro rajin mengantar.
Sepanjang masa hamil, lahir dan selanjutnya barulah Aditi merasa sibuk banyak rencana.
Keperluan menjaga kesehatan-menyediakan boks tidur dan baju-baju yang cantik-berjemur dibawah matahari pagi-mangasuh bayi, menjadi kesibukan sehari-hari hingga lupa memperhatikan kicau burung-burung lagi.Â
Untungnya ... untungnya Aditi dan Anggoro merupakan sosok yang biasa patuh pada peraturan negara.Â
Untuk kelahiran dan pemeliharaan putri pertama, mereka mengikuti aturan klinik kantor Anggoro dan di kombinasi dengan posyandu tempat tinggalnya.
Nah  ... untuk perencanaan putri kedua, barulah Aditi mengikuti program pemerintah yang dinamakan Keluarga Berencana (KB).