Mohon tunggu...
Rini DST
Rini DST Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga - Seorang ibu, bahkan nini, yang masih ingin menulis.

Pernah menulis di halaman Muda, harian Kompas.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sebelum dan Masa Hamil, Antara Burung dan Manusia

16 Maret 2021   12:37 Diperbarui: 16 Maret 2021   16:17 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aditi menyimak dengan seksama, dia heran mengapa Anggoro mempunyai pengetahuan banyak tentang burung.

"Walaupun pembuahan dilakukan di dalam tubuh dengan menempelkan kloakanya, tetapi telurnya akan dikeluarkan dan dierami selama 21 hari di sarangnya."

Aditi pernah melihat ayam mengerami telur, tetapi tidak terpikir bahwa proses pengeraman adalah kehamilan bagi makhluk sejenis burung dan ayam betina. 

Banyak bercerita, sambil menikmati merdunya kicau burung-burung di pagi hari. Aditi dan Anggoro merasakan indahnya kebersamaannya dalam pernikahannya.

Berangkat dan pulang bekerja di sebuah perguruan tinggi di kota Bandung diantar Anggoro, Aditi tak pernah ingat diskusi perencanaan sebelum hamil. 

Sedangkan Anggoro yang bekerja di lapangan gas alam cair dengan jadwal 2-2, setiap pulang hanya ingat melepas rindu kepada istrinya.

Hingga ada rasa pening menyengat di kepala Aditi, dan hasil pemeriksaan dokter menyatakan positif.

Hasil pemeriksaan positif awal pernikahan mereka, memang tidak sama dengan positif masa pandemi covid-19.

Hamil adalah anugerah indah yang merupakan buah kasih sayang dari sebuah pernikahan. Mereka sangat bersyukur atas datangnya masa hamil bagi Aditi. 

Sebagai perempuan Aditi merasa terpilih menjadi makhluk yang diberi kemuliaan, memiliki kemampuan menerima dan menyimpan telur yang telah mengalami pembuahan dalam rahimnya. 

Sedangkan yang belum mengalami pembuahan terbuang sebagai darah pada masa haid. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun