Walaupun tak ada yang abadi, pastilah enggan kehilangan.
Hanya sebuah titik, bisa membuat hilang seluruh hamparan kenangan.
Dengan seketika, tanpa ada hembusan menggejala.
Segera!
Tiada ada tawar menawar, bagi suatu harga yang sudah terpatok.
Baik oleh diri sendiri, dalam hati atau sering terucap.
Juga oleh diri lain perorangan atau lembaga, baik secara lisan atau tertulis.
Sesal!
Boleh saja timbul pada permukaan wajah.
Yang tiada guna bila telah musnah.
Tanpa bekas sebuah titik pun yang tersisa.
Langkah!
Masih tampak tegap, tanpa tuntunan menggenggam.
Tetapi hati, benarkah tiada sesal?
Setelah semua terpaksa hilang, terkoyak sasaran pemberantasan korupsi.
Tatap!
Berani, bagaikan bersih dari kesalahan membuat rakyat sengsara.
Bahkan sempat memanggil nama Allah, untuk menutup sebuah harga diri yang menjelang hilang.Â
Sungguh sayang terlambat sudah, tidaklah mudah menghentikan perjalanan menuju hilang menguap.
Jaga!
Semua kata dan perilaku.
Agar pada titik akhir semua perjuangan.
Tetap tampak indah benderang tanpa sesal gulita, di sudut lubuk hati terdalam.
Bumi Matkita,Â
Bandung, 28/02/2021.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H