Mohon tunggu...
Rini DST
Rini DST Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga - Seorang ibu, bahkan nini, yang masih ingin menulis.

Pernah menulis di halaman Muda, harian Kompas.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Hilang

28 Februari 2021   19:34 Diperbarui: 28 Februari 2021   19:54 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hilang!

Walaupun tak ada yang abadi, pastilah enggan kehilangan.

Hanya sebuah titik, bisa membuat hilang seluruh hamparan kenangan.

Dengan seketika, tanpa ada hembusan menggejala.

Segera!

Tiada ada tawar menawar, bagi suatu harga yang sudah terpatok.

Baik oleh diri sendiri, dalam hati atau sering terucap.

Juga oleh diri lain perorangan atau lembaga, baik secara lisan atau tertulis.

Sesal!

Boleh saja timbul pada permukaan wajah.

Yang tiada guna bila telah musnah.

Tanpa bekas sebuah titik pun yang tersisa.

Langkah!

Masih tampak tegap, tanpa tuntunan menggenggam.

Tetapi hati, benarkah tiada sesal?

Setelah semua terpaksa hilang, terkoyak sasaran pemberantasan korupsi.

Tatap!

Berani, bagaikan bersih dari kesalahan membuat rakyat sengsara.

Bahkan sempat memanggil nama Allah, untuk menutup sebuah harga diri yang menjelang hilang. 

Sungguh sayang terlambat sudah, tidaklah mudah menghentikan perjalanan menuju hilang menguap.

Jaga!

Semua kata dan perilaku.

Agar pada titik akhir semua perjuangan.

Tetap tampak indah benderang tanpa sesal gulita, di sudut lubuk hati terdalam.

Bumi Matkita, 

Bandung, 28/02/2021.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun