Mohon tunggu...
susi respati setyorini
susi respati setyorini Mohon Tunggu... Guru - penulis

Pengajar yang gemar menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Garis Batas

26 Maret 2022   06:24 Diperbarui: 26 Maret 2022   06:28 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

               Aku tidak menjawab. Kubiarkan telingaku menunggu kalimat lanjutannya. Tentang segala kemungkinan untuk bersatu. Dan menjadi sama.

               "Kupikir Adik juga sepertiku, akan bertahan. Kita sama-sama bertahan."

               Langkahku melambat seiring suara azan dari masjid di seberang jalan. Dan dalam waktu bersamaan, aku mendengar lonceng gereja di seberang yang lain. Mataku menatap kedua kubah bergantian. Dua kubah yang berbeda, tegak berdiri di hadapanku.

               Aku mendengar seseorang berkata lirih tepat di sampingku.

               "Dua kubah itu, meski berbeda, namun berdampingan. Seperti kita."

              

Airmolek, 10 Maret 2022

Diikutkan event PSCSM_1

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun