Aku tidak menjawab. Kubiarkan telingaku menunggu kalimat lanjutannya. Tentang segala kemungkinan untuk bersatu. Dan menjadi sama.
        "Kupikir Adik juga sepertiku, akan bertahan. Kita sama-sama bertahan."
        Langkahku melambat seiring suara azan dari masjid di seberang jalan. Dan dalam waktu bersamaan, aku mendengar lonceng gereja di seberang yang lain. Mataku menatap kedua kubah bergantian. Dua kubah yang berbeda, tegak berdiri di hadapanku.
        Aku mendengar seseorang berkata lirih tepat di sampingku.
        "Dua kubah itu, meski berbeda, namun berdampingan. Seperti kita."
       Â
Airmolek, 10 Maret 2022
Diikutkan event PSCSM_1
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H