Mohon tunggu...
susi respati setyorini
susi respati setyorini Mohon Tunggu... Guru - penulis

Pengajar yang gemar menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Waktu yang Kembali

27 Januari 2021   07:24 Diperbarui: 29 Januari 2021   12:47 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Tidak!”

Suara selanjutnya adalah barang-barang yang berjatuhan dan menimbulkan suara berdentang.

“Jangan kamu sentuh Mayang! Dia anak kita satu-satunya yang tersisa. Iblis kamu, Mas!”

“Kalau sudah tahu aku iblis, cepat serahkan anak itu sebelum kesabaranku habis!”

“Tidak akan! Cukup, Mas. Tindakan kamu ini sia-sia. Kamu tidak akan pernah kaya. Bukan begini, Mas!”

“Cukup! Aku bosan melarat!”

Kembali terdengar benda kaca pecah. Bukan satu dua, bukan cuma benda, tetapi juga teriakan. Entah apa yang dilakukan pria di luar hingga wanita itu berteriak histeris.

Setiap mendengar teriakan itu, si gadis kecil berlari dan masuk dalam koper, lalu bersembunyi di sana. Badannya yang mungil memungkinkan ia–aku saat itu–bersembunyi di sana beberapa saat.

“Aku butuh tumbal malam ini! Bawa anak itu sekarang!”

“Ti-tidak, Mas. Jangan!”

Suara Ibu melemah. Setelah pertengkaran reda, aku keluar dari koper, lalu duduk menjuntai sambil melanjutkan membaca buku misteri kegemaranku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun