Mohon tunggu...
susi respati setyorini
susi respati setyorini Mohon Tunggu... Guru - penulis

Pengajar yang gemar menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cokelat dan Arloji

24 Juli 2020   07:06 Diperbarui: 24 Juli 2020   06:54 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku yang dilahirkan dalam keadaan Islam, tetapi mengapa sepertinya aku kalah Handi. Ke mana aku selama ini? Membiarkan waktu habis sia-sia. Aku menyadari, bertemu kembali dengan Handi seperti menyadarkan aku, sebagai makhluk Tuhan, aku belum benar-benar beriman.

Kembali teringat sebaris kalimat yang keluar dari bibir Papa sebelum meninggal. Di antara napasnya yang berat, dia berucap, "Demi masa". Ada pesan yang tersirat dalam kalimatnya itu. Dan menjadi kalimat terakhir sebelum kesadarannya mulai menurun, melemah, dan dua tarikan napasnya tertahan di tenggorokan mengantarkannya kembali kepada Sang Khalik.

"Non, pulang," ajak Bibi sambil menyentuh tanganku.

Terkesiap. Aku kembali tersadar dari lamunan yang menyeretku ke masa lalu. Yang jelas, aku gugup dan salah tingkah karena sebagian jemaah sudah mulai meninggalkan masjid.

"Ketika engkau sudah berada di jalan yang benar menuju Allah, maka berlarilah. Jika sulit bagimu, maka berlari kecillah. Jika kamu lelah, berjalanlah. Jika itu pun tidak mampu, merangkaklah. Namun, jangan pernah berbalik arah atau berhenti"

(Imam As-Syafii)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun