Aku membuka selimutku dan mencoba mengingat. Bola mataku berputar menyapu seluruh ruangan. Dan berhenti di petiduran Galuh. Dia terbaring. Tak kalah lemahnya denganku. Kulihat pergelangan tangannya dibalut perban. Tanpa aku sadari linangan di sudut mataku mengalir menyentuh pipi.
"Galuh ...."
#31
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!