"Galuh!" panggilku.
Tidak ada jawaban. Aku terus meraih tangan itu. Dan aku berhasil menggenggamnya.
"Luh ... ini kamu, kan?"
Tangan itu menguatkan genggaman. Sepertinya dia memberiku kode. Sejurus kemudian terdengar suara serak di belakangku.
"Kalian lancang!" hardiknya. Seseorang di belakangku berkata lantang. Aku yakin Galuh ada di hadapannya.
"Kamu mau jadi pahlawan?" ejeknya, "seperti Ibu kalian?" Pria itu tertawa mengejek.
Galuh meronta, berusaha melepas tali. Ia ingin membungkam mulut pria itu. Sepertinya dia marah mendengar ejekannya.
Pria itu masih tertawa lebar. Ada kepuasan ia rasakan setelah menyekap aku dan Galuh.
Dia terdiam. Lalu terbatuk. Tak berapa lama ia berjalan lagi. Aku perkirakan pria itu menggunakan tongkat dan berwajah tua.
Hukk ....
Dia terbatuk lagi lalu menjauhi kami. Aku mencoba memanggil Galuh.