Mohon tunggu...
Sri Harini
Sri Harini Mohon Tunggu... Guru - Pribadi

Mencoba menghidupkan hati dengan belajar tiada henti

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membangun Sekolah Ramah Literasi

21 Oktober 2018   23:41 Diperbarui: 21 Oktober 2018   23:51 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Iqra, membaca, merupakan perintah Allah yang pertama  kepada nabi Muhammad SAW.  Membaca mempunyai banyak makna. Membaca secara tersurat maupun membaca secara tersirat. Secara tersurat, adalah membaca yang memang tertulis dan jelas maknanya karena apa adanya yang tertulis.

Sedangkan membaca secara tersirat, adalah membaca makna dari suatu tulisan yang tidak secara jelas menuliskan, namun mengandung makna tertentu yang dituju. Menurut Kamus Bahasa Indonesia, definisi membaca yaitu melihat dan paham isinya, bisa dengan melisankan atau dalam hati saja.

Sejak hari Selasa, 16 Oktober 2018 yang lalu sampai dengan hari Sabtu, 20 Oktober yang lalu penulis mengikuti kegiatan yang sangat luar biasa. Kegiatan tersebut adalah Bimbingan Teknis Peningkatan Kompetensi Literasi bagi guru SMP. Kegiatan luar biasa, karena dalam kegiatan tersebut kita diajak untuk memahami lebih jauh tentang literasi dan bagaimana mengelola sekolah dan kelas yang ramah literasi. 

Sebenarnya bukan hal yang baru bicara tentang literasi. Hal ini karena literasi sudah dicanangkan dan digerakkan semenjak Bapak Anies Baswedan yang saat itu menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Berbagai program juga sudah dilaksanakan di lapangan.

Program Gerakan Literasi Nasional (GSN), Gerakan Literasi Sekolah  (GLS) dan juga gerakan literasi lainnya. Namun pemahaman terhadap literasi itu sendiri  dan bagaimana seharusnya implementasinya masih sangat minim di kalangan pendidik maupun tenaga kependidikan. 

Literasi, adalah kemampuan seseorang dalam mengolah dan memahami informasi saat melakukan proses membaca dan menulis. Secara bahasa, literasi adalahkeberaksaraan, yaitu kemampuan menulis dan membaca.

Dalam bahasa Inggris, literacy artinya kemampuan membaca dan menulis (the ability to read and write) dan kompetensi di bidang khusus (competence or knowledge in a specified area). Kebalikan dari literacy ini adalah illiteracy, yang dalam bahasa Indonesia dikenal dengan buta aksara. 

Berkaitan dengan kegiatan  literasi  ini dikenal adanya literasi dasar yang ada 6 (enam) macam. Enam macam literasi dasar tersebut adalah ; 1) Literasi  Baca Tulis, 2) Literasi Numerasi, 3) Literasi Digital, 4) Literasi Finansial, 5) Literasi Sains, dan 6) Literasi Budaya dan Kewargaan. Keenam jenis literasi ini memiliki konsep dan spesifikasi sendiri. 

Lterasi baca tulis, adalah literasi yang berkaitan dengan teks dan kemampuan membaca dan menulis. Jenis literasi ini merupakan jenis literasi dasar yang utama dan pertama, karena menyangkut semua sendi kehidupan manusia.

Literasi Numerasi adalah kemampuan untuk mengaplikasikan konsep bilangan dan keterampilan operasi hitung di dalam kehidupan sehari-harikemampuan untuk mengaplikasikan konsep bilangan dan keterampilan operasi hitung di dalam kehidupan sehari-hari.

Literasi Digital, adalah kemampuan memperoleh dan mengolah informasi yang didapatkan dari berbagai sumber informasi yang diakses dari perangkat digital/ komputer.

Literasi finansial, adalah kemampuan yang berhubungan dengan kegiatan ekonomi manusia dan keuangan. Literasi ini meliputi bagaimana menaikan nilai suatu benda menjadi benda ekonomi yang mempunyai nilai jual dan kegiatan ekonomi lainnya.

Literasi Sains, merupakan pengetahuan dan kecakapan ilmiah untuk mampu mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan fenomena ilmiah, serta mengambil simpulan berdasar fakta.

Selain itu juga kemampuan untuk  memahami karakteristik sains, kesadaran bagaimana sains dan teknologi membentuk lingkungan alam, intelektual, dan budaya, serta kemauan untuk terlibat dan peduli terhadap isu-isu yang terkait sains.

Literasi dasar keenam adalah Literasi Budaya , adalah kemampuan memahami dan bersikap terhadap kebudayaan Indonesia sebagai identitas bangsa. Sedangkan literasi kewargaan adalah kemampuan dalam memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara.

Bagaimana dengan Sekolah Ramah Literasi? apakah itu dan bagaimana dalam implementasinya?

Pemahaman yang sempit terhadap literasi yang hanya literasi baca tulis, seringkali mengakibatkan pemahaman yang berbeda terhadap sekolah. Pada dasarnya sudah banyak jenis literasi yang diterapkan di sekolah, hanya saja belum secara maksimal.

Sekolah yang ramah literasi adalah sekolah yang memberi ruang yang cukup untuk keterlaksanaan kegiatan semua jenis literasi. Ruang yang cukup untuk kegiatan semua jenis literasi ini diberikan pada kegiatan pengelolaan kelas dan pengelolaan sekolah. 

Pada pengelolaan kelas, dapat dilakukan dengan kegiatan pengintegrasian literasi dasar pada pembelajaran di semua mata pelajaran. Hal tersebut merupakan salah satu langkah yang bisa dilakukan untuk menuju pembelajaran yang ramah literasi.

Kegiatan pembelajaran yang terjadi di semua kelas dan dilaksanakan semua guru mata pelajaran ini, akan menjadikan peserta didik yang literate, yang familiar dengan kegiatan literasi. Kegiatan mengintegrasikan literasi pada pembelajaran dan pengelolaan kelas ini dapat dilaksanakan pada kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Baik pada salah satu atau yang lebih baik pada ketiga waktu tersebut.

Pengelolaan pembelajaran yang mengintegrasikan literasi akan menumbuhkan minat belajar dan rasa ingin tahu lebih  tinggi pada peserta didik. Kelas yang terkelola dengan baik integrasi literasinya, akan menyenangkan dan mengasikkan bagi peserta didik untuk belajar.

Namun perlu digarisbawahi, bahwa integrasi aktivitas literasi dasar pada pembelajaran bukan berarti melahirkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Literasi, melainkan RPP nya tetap sesuai dengan kurikulum, namun memasukkan unsur dan kegiatan literasi dalam pembelajarannya. Lebih konkritnya, kegiatan literasi dasar yang enam jenis tadi dilaksanakan ke enam enamnya dalam pembelajaran di kelas, tidak hanya lirerasi baca tulis saja.

Pengelolaan sekolah yang ramah literasi, maksudnya adalah menjadikan semua sudut sekolah menjadi area literasi yang enam jenis tersebut. Hal ini bisa ditempuh dengan memberikan ruang yang cukup di semua titik dan sudut sekolah untuk menjadi sumber bahan literasi.

Demikian juga dengan aktivitas pensidik dan tenaga kependidikannya. Bisa ditempuh dengan memanfaatkan semua sudut sekolah untuk menjadi pojok baca dan area literasi di semua jenisnya.

Misalnya menyediakan area literasi finansial dan literasi budaya dan kewargaan di ruang tunggu orang tua yang menjemput anaknya. menjadikan area kantin sebagai akses literasi finansial dengan berbagai teknisnya. Menjadikan taman sekolah sebagai are literasi sains, dengan memberikan nama latin semua pohon yang ada berikut deskripsi singkatnya.

Masih banyak lagi ide kreatif yang bisa dimunculkan. Intinya adalah bagaimana sekolah dapat menjadi area yang nyaman dan mendapatkan berbagai informasi. Semua dalam rangka menuntaskan dan mencapai hasil maksimal kegiatan Gerakan Literasi kelas maupun Gerakan Literasi Sekolah.

Sebagai kesimpulan, gerakan literasi dasar itu tidak hanya meliputi baca tulis saja. Literasi dasar meliputi berbagai macam, setidaknya enam jenis yang harus diakses dan diterpkan di sekolah. Integrasi literasi dalam kegiatan pembelajaran, tidak melahirkan RPP Literasi, melainkan RPP tetap mengacu pada kurikulum. RPP ini juga dapat dikembangkan oleh masing masing pihak.

Mari kita mulai menata dan meningkatkan kegiatan literasi yang selama ini sudah terlaksana di sekolah. Mulai sekarang, mulai dari diri sendiri dan mulai menjadikan diri berarti untuk anak-anak negeri. Pengganti generasi dengan berbagai tantangan yang memerlukan akses luas untuk menghadapinya. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya untuk kita semua.

Terima kasih, semoga tulisan ini bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun