Mohon tunggu...
Rini Susanti
Rini Susanti Mohon Tunggu... Dosen - PhD student at Monash University-Dosen di Universitas Muhammadiyah Palembang

Rini Susanti adalah anak dari pasangan Ahmad Ansjori M dan Ningyu Angkut. Orang tuanya mengenalkan makna pendidikan kepadanya sedari kecil. Menanamkan pentingnya pendidikan baik untuk masa depan di dunia dan di akhirat. Hal yang selalu diingatnya adalah pendidikan adalah jembatan menuju kebaikan. Kebaikan dalam meningkatkan kehidupan dan kebaikan dari segi ketaatan beribadah. Dengan pendidikan, uang bisa di dapat, dengan pendidikan status sosial bisa meningkat, dan dengan pendidikan, ketakwaan kepada allah swt akan semakin kuat karena ilmu pengetahuan mematangkan cara berpikir tentang keimanan. Rini mengakui bahwa kekuatan pembentukan seseorang dimulai sejak kecil. Cita-citanya untuk mendapatkan pendidikan gratis tidak berbayar pertama kali terbentuk ketika saudaranya bercerita tentang temannya yang mendapatkan tabungan beasiswa. Sebagai anak yang belum sekolah yang memiliki rasa ingin tahu yang kuat, Rini meneruskan pertanyaan tentang beasiswa kepada orang tuanya. Penjelesan orang tuanya membuka cakrawala berpikirnya bahwa "pintar" membawa kemudahan, ilmu membimbing kepada "kebaikan". Karenanya, Rini menjadi pembelajar yang sungguh-sungguh. Hal ini terbukti dengan pencapaian prestasi-prestasi sejak sekolah dasar higga ke jenjang s3 yang sedang Ia tempuh saat ini. Beasiswa yang sudah mulai diterimanya sejak kelas 3 SD berupa tabungan TABARA (salah satu nama bank di tahun 1994) memotivasinya untuk terus tekun dalam belajar. Beasiswa-beasiswa berikutnya pun diterima dari beasiswa Conoco Phillips di jenjang strata 1, Fulbright untuk strata 2 di Amerika Serikat, dan dua beasisswa dari Monash University untuk strata 3. Tidak hanya itu saja, Rini juga menerima beasiswa peningkatan pemahaman pengajaran bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional di Singapura. Rini menekankan bahwa semua pencapaian yang telah ada tidak luput dari peran-peran orang-orang yang ada di sekelilingnya. Dari orang tuanya (Ahmad Ansjori M dan Ningyu Angkut), saudara-saudaranya (Tina Damayanti dan Alm. Didi Irwan), suaminya (Deddy Apriady), anak-anaknya (M. Ghibran A Deddy, Almh. Ghaniah A Deddy, dan Ghina A Deddy), serta orang-orang yang selalu mendukung serta membersamai perjalanan pendidikan dan karirnya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mau Studi Lanjut ke Luar Negeri? Hindari Menjadi "Last Minute Person"

21 Desember 2022   10:49 Diperbarui: 22 Desember 2022   08:45 907
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi belajar dan mempersiapkan diri sebelum melanjutkan studi ke luar negeri. Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Studi lanjut ke luar negeri adalah proses melanjutkan pendidikan dengan bonus perjalanan dan pengalaman yang luar biasa. Hampir semua orang yang mendengar tentang teman atau saudara yang melanjutkan pendidikan ke luar negeri merasa tergugah dan termotivasi untuk mengikuti jejak yang sama, di tambah lagi dengan banyaknya blog-blog yang membagikan pengalaman kuliah di luar negeri lengkap dengan semua sudut foto indah di dalam postingan sosial medianya. 

Naluri yang bergejolak tiba-tiba muncul bahwa "aku juga mau kuliah ke luar negeri seperti dia". Ambisi dan keinginan yang menggebu-gebu ini sering kali pupus karena kurangnya pemahaman akan proses yang harus dilewati baik dalam mencari beasiswa dan perguruan tinggi luar negeri. Berikut adalah ulasan mengenai hal-hal yang harus diketahui terkait studi lanjut ke luar negeri. 

Berbeda dengan tulisan-tulisan lainnya yang sudah sangat banyak mengulas tentang topik studi lanjut dan beasiswa luar negeri, tulisan ini menghubungkan dengan kebiasaan "last minute person" dimana seseorang cenderung baru mulai bergerak setelah dekat dengan waktu penutupan beasiswa dan penerimaan di perguruan tinggi luar negeri.

Mengenal studi lanjut ke luar negeri sedini mungkin

Tak ada hal yang mudah di dunia ini. Sekalipun anda ingin melanjutkan studi ke luar negeri dengan biaya sendiri, anda tetap harus memiliki kualifikasi di atas rata-rata bahkan luar biasa untuk bisa bersaing dalam proses seleksi perguruan tinggi yang di tuju, apalagi bagi anda yang bertumpu kepada beasiswa, anda harus benar-benar memiliki sesuatu yang lebih yang menjadi pembeda anda dibanding pelamar lainnya. Kabar baiknya adalah seleksi beasiswa dan perguruan tinggi luar negeri tidak hanya berdasarkan indeks prestasi kumulatif (IPK). 

Jadi, jika kalian memiliki IPK yang tidak terlalu tinggi, jangan khawatir karena ada banyak komponen lain yang akan di pertimbangkan dalam proses seleksi seperti pengalaman berorganisasi anda. Karenanya, edukasi tentang beasiswa dan studi lanjut ke luar negeri haruslah di berikan kepada siswa dan mahasiswa di tahun-tahun awal sekolah dan perkuliahan di mulai sehingga proses pemetaan terhadap apa yang akan di persiapkan telah dapat di ketahui sejak awal. 

Tips: 

Pengenalan tentang studi lanjut dan beasiswa akan sangat baik di berikan sedini mungkin (di kelas IX dan XII dan di semester 1 untuk jenjang strata 1), sehingga persiapan dapat dilakukan sedini mungkin. Pengenalan studi lanjut ke luar negeri harus menghindari prinsip "last minute information".

Persiapan matang sebelum mengajukan aplikasi

Sering sekali orang-orang yang berkeinginan kuliah ke luar negeri mengeluhkan waktu yang tidak cukup untuk mempersiapkan persyaratan ataupun kesulitan yang di hadapi dalam memenuhi persyaratan yang di butuhkan untuk proses aplikasi beasiswa dan studi lanjut ke luar negeri ini. 

Berdasarkan pengamatan saya yang sejak 2013 menjadi sukarelawan berbagi informasi, tips, dan trik studi lanjut ke luar negeri, sebagian besar ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi hal-hal yang dipersyaratkan adalah karena kebiasaan menjadi "last minute person". Sehingga sering kali mereka kalah sebelum berjuang. Berikut adalah alasan mengapa "last minute person" akan cenderung menemui masalah dalam proses ini.  

1. Sertifikat kemampuan bahasa Inggris

Selama enam tahun menjabat sebagai kepala lembaga bahasa di universitas dimana saya mengajar, sering sekali saya menerima pertanyaan "apakah bisa sertifikat TOEFL ITP di terima minggu depan?" di karenakan minggu depan adalah waktu terakhir untuk melengkapi berkas aplikasi beasiswa. Hal yang patut diketahui adalah, proses penerbitan sertifikat kemampuan bahasa Inggris resmi (TOEFL ITP, TOEFL iBT, TOEIC, IELTS) adalah sekitar dua minggu dari tanggal tes. Apapun alasan yang anda keluarkan tidak dapat mengubah ketentuan ini. Karenanya, "persiapan yang matang" adalah kunci dari proses ini. 

Tips:

Ikuti tes kemampuan bahasa Inggris sesegera mungkin jangan menjadi "last minute person" yang tergesa-gesa mencari sertifikat kemampuan bahasa Inggris kilat.

2. Proposal penelitian

Apakah anda bertujuan melanjutkan strata 1 atau 2 atau 3, kelebihan yang bisa anda tonjolkan yang bisa menjadi nilai tambah di banding pelamar lain adalah kemantapan proposal penelitian anda. Meskipun proposal penelitian ini akan mengalami perombakan setelah anda memulai perkuliahan atau bahkan akan berubah total, namun kemampuan anda mempresentasikan ide penelitian dalam bentuk proposal akan sangat berpengaruh. Perbanyaklah membaca dan melihat contoh-contoh penelitian ada. 

Hal ini mungkin tidak akan sulit bagi anda yang ingin melanjutkan studi ke strata 2 dan 3 karena anda telah berpengalaman mengerjakan skripsi, namun tetap saja, konsultasi dan diskusi dengan pembimbing skripsi atau tesis anda akan sangat membantu kualitas proposal yang anda hasilkan. Kembali lagi, jangan menjadi "last minute person" yang mengerjakan proposal dalam tempo yang sesingkat-singkatnya dan apa adanya. Ingat, anda bersaing dengan orang-orang yang memiliki kualifikasi luar biasa se-Indonesia (untuk beasiswa yang dananya berasal dari Indonesia) dan  persaingan dunia (untuk beasiswa yang dananya berasal dari luar negeri).

Tips:

Persiapkan proposal penelitian sedini mungkin, jangan tergesa-gesa sehingga proposal anda adalah proposal yang asal ada saja karena anda "last minute person".

3. Terjemahkan dokumen-dokumen

Seperti yang diketahui bahwa tujuan anda adalah negara-negara asing yang Bahasa Indonesia bukanlah bahasa yang dimengerti semua. Karenanya, dokumen-dokumen umum yang digunakan untuk melanjutkan pendidikan haruslah anda terjemahkan kedalam bahasa Inggris. Hal yang harus anda ingat dan ketahui bahwa dalam proses penterjemahan, akan lebih baik jika anda mencari penterjemah tersumpah (sworn translation) untuk menterjemahkan dokumen-dokumen seperti ijazah, transkrip, dan akte kelahiran. Lama proses penterjemahan di tentukan oleh biaya yang akan anda keluarkan. 

Tips:

Hindari menjadi "last minute person" untuk penghematan biaya penterjemahan.

4. Surat penerimaan dari universitas yang di tuju (Letter of Acceptance)

Jika anda memiliki surat penerimaan dari universitas yang di tuju atau dalam bahasa Inggrisnya adalah Letter of Acceptance (LoA), maka anda memiliki satu nilai lebih yang mungkin sedikit dimiliki oleh kandidat lainnya. Proses dan lama waktu penerbitan LoA berbeda-beda antara satu universitas dan lainnya. Anda bisa bertanya dengan mengirimkan email kepada universitas yang anda tuju, untuk mendapatkan informasi kisaran waktu kapan anda akan menerima hasil "diterima atau di tolak atau diterima bersyarat".  

Tips:

Lakukan proses aplikasi sesegera mungkin agar dapat memiliki waktu yang cukup antara penerimaan dan batas akhir aplikasi beasiswa, jangan menjadi "last minute person", anda akan kehilangan kesempatan.

5. Email korespondensi dengan calon pembimbing disertasi

Bagi anda yang ingin melanjutkan strata 3, maka anda memiliki satu tambahan syarat pendukung yaitu memiliki bukti email korespondensi dengan salah satu dosen atau profesor di universitas yang anda tuju yang menyatakan bahwa beliau bersedia menjadi pembimbing disertasi anda. Bukti email korespondensi ini tidaklah semudah yang di bayangkan. Anda harus terlebih dahulu menelaah satu per satu dosen ataupun professor di universitas yang anda tuju, mempelajari fokus penelitian dengan membaca publikasi mereka untuk mengetahui kesesuaian proposal anda dan calon pembimbing anda. Hal ini harus anda lakukan untuk menghindari prasangka "kenapa beliau menolak?". 

Sering sekali saya menerima konsultasi tentang studi lanjut ke luar negeri yang masalahnya terkait ketidak berhasilan mencari dosen atau profesor yang bersedia menjadi pembimbing untuk strata 3. Hal ini terjadi karena anda secara acak memilih dosen tanpa mempelajari latar belakang pendidikan dan penelitian mereka. 

Tips:

Sediakan waktu khusus untuk mempelajari baik-baik profil dosen atau profesor di universitas yang anda tuju sebelum anda mengirimkan email. Jangan mengandalkan keberuntungan sehingga terbiasa menjadi "last minute person".

6. Surat rekomendasi

Ada beberapa tipe surat rekomendasi yang anda butuhkan ketika mengikuti seleksi beasiswa dan perguruan tinggi di luar negeri. Ada yang memiliki formulir dimana pemberi rekomendasi hanya mengisi data, memberikan centang penilaian, dan menandatangani. Ada juga yang menginginkan pemberi rekomendasi untuk menguraikan hal-hal apa saja yang ingin di sampaikan terkait kandidat. Apapun tipe surat rekomendasi ini, anda harus ingat bahwa surat ini diberikan oleh atasan, dosen, dan pembimbing skripsi atau tesis yang merupakan orang-orang yang meiliki kesibukan dan jadwal sendiri. 

Tips:

Hindari menjadi "last minute person" yang berharap bahwa surat ini akan anda terima dalam waktu satu jam. Lakukan pembicaraan awal dengan pemberi rekomendasi, jelaskan tujuan dan apa yang diharapkan dari surat rekomendasi ini untuk memberikan bayangan akan apa yang akan di tuliskan di surat rekomendasi ini sehingga bisa mendukung aplikasi anda.

Mendengar cerita sukses seseorang biasanya memberikan harapan yang luar biasa, namun hal yang harus kita juga pahami adalah sukses tidak datang tiba-tiba. Ada proses yang tidak akan mengkhianati hasil seperti yang di ungkapkan Steve Jobs (co-Founder of Apple Inc), "If you really look closely, most overnight successes took a long time."  

Jadi, bagi kalian yang masih menerapkan "sistem kebut semalam" dalam mengerjakan sesuatu ataupun masih menjadi "last minute person" maka kamu harus cepat berubah. Impian itu indah dan mewujudkannya bukanlah hal yang sulit jika engkau melakukannya dengan sungguh-sungguh, kerja keras, dan sepenuh hati. 

 

Melbourne, 21/12/2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun