Mohon tunggu...
rindu aksara
rindu aksara Mohon Tunggu... Lainnya - Wordsmith

I am somewhat ink on paper

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Asma Kinarya Japa)*

16 November 2022   16:00 Diperbarui: 16 November 2022   18:46 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Namamu tidak aneh, Nak. Kata-kata gemerlap dan benderang itu kan ada dalam KBBI. Artinya, kata-kata itu sebenarnya netral. Yang istimewa itu doanya,” lirih Insyira.

“Ayah dan Bunda lama sekali menantikan kehadiranmu. Hampir tujuh tahun usia pernikahan kami ketika kau akhirnya hadir. Melewati berbagai perjanjian dokter, tes, terapi, dan doa yang lirih. Ketika akhirnya Bunda mengandung, semua upaya dan doa itu terkabul. Dan rasanya manis sekali. Bunda ingin kau merasakan kemanisan itu lewat namamu.”

“Ayah dan bunda berupaya dan berdoa siang-malam untuk kehadiranmu. Doa ketika langit sedang terang, maupun ketika diisi bintang-bintang. Karena itu, ada kata benderang dan gemerlap.

“Ada juga kekuatan dalam cahaya. Baik cahaya matahari yang menghidupkan, maupun cahaya bintang yang menjadi petunjuk jalan saat gelap. Kita selalu diberi kekuatan baik dalam keadaan terang maupun gelap, siang maupun malam, mudah maupun sulit.

“Ada petunjuk dalam pergantian dari gemerlap langit malam ke benderang langit siang. Isinya adalah tentang keajaiban penciptaan. Semua yang ada di langit dan bumi sesungguhnya adalah keajaiban, maka itu istimewa. Sayang sekali jika segala sesuatu menjadi biasa dan normal hanya karena mudah terlihat dan sering dipandang. lalu, hanya yang tak teraba indera dianggap istimewa atau luar biasa.

“Ayah dan Bunda ingin kau selalu ingat ini. Bahwa Gemi istimewa, memiliki dan memancarkan kekuatan. Setiap kali namamu disebut, semoga keistimewaan dan kekuatan itu makin terpancar.

“Bahkan nama panggilanmu pun istimewa. Gemi bagi orang Jawa bukan hanya berarti hemat atau pandai mengatur keuangan. Walaupun ini juga suatu keistimewaan. Gemi juga berarti pandai bersyukur atas rejeki yang dititipkan, pandai menjaga amanah.

“Jelas sudah, bahwa namamu itu indah dan istimewa. Kalau orang lain perlu bantuan untuk menyadarinya, Gemi pun sudah punya bukti. Piala, medali dan piagam juara Karate itu bukti dari sifat gemi dan kerja kerasmu, bukti dari cahayamu. Gemi sungguh adalah wujud dari doa kami dalam namamu,” terang Insyira.

“Untung saja kita tidak tinggal di Jawa, nanti bisa nambah lagi ejekan untukku. Si Pelit, gara-gara arti nama gemi,” berengut Gemi.

Meskipun suara Gemi masih menunjukkan kekesalan, Insyira tau bahwa amarah anaknya sudah mulai surut. Napasnya pun sudah tidak mendengus-dengus lagi. Tangan yang tadinya sedekap, kini terbuka longgar dan memilin-milin jemari di pangkuannya.  

“Kadang, olok-olok itu sungguh hanya canda saja, Gemi. Mereka tidak sedang merendahkan atau menghinamu. Sepertinya, itu cara mereka untuk mengakui bahwa kamu adalah bagian dari mereka. Kelompok anak-anak remaja yang serba bergurau, tidak punya beban, dan bebas mengekspresikan apa saja kepada sesamanya. Tidak terasa ada jarak denganmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun