Saatnya penyambutan terhadap Kapinis migran ditingkatkan dengan menjadikannya salah satu atraksi wisata ikonik Kota Banjar," papar mantan anggota DPRD Kota Banjar termuda ini.
Penjelajah
Layang-layang api memang dikenal sebagai burung penjelajah yang tangguh. Ferry Hasudungan, aktivis Burung Indonesia menjelaskan burung yang bernama latin Hirundo rustica ini merupakan pengembara dari bagian utara Asia seperti Cina dan Jepang.Â
Biasanya puncak migrasi mereka berlangsung pada Desember sampai Januari.
Pernyataan Ferry di atas diamini Untung. Pada 1990, dirinya pernah mendampingi kelompok peneliti burung migran asal Jepang yang tengah memetakan jalur migrasi Asian Barn Swallow.Â
Saat itu, para peneliti meminta dirinya mengantar ke lokasi burung layang-layang api yang tengah berada di Banjar.
"Kata para peneliti, mereka menemukan sejumlah burung yang telah dipasang ring di Jepang. Ternyata burung yang dipasangi ring itu sempat terpantau di Rusia, Cina daratan, dan Indonesia.Â
Di Indonesia, mereka menemukannya di Surabaya, sekitar Solo-Yogyakarta dan ditemukan lagi di Banjar. Luar biasa," terang Wantoro yang sehari-hari bertugas di Kantor Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bidang III Ciamis.
Ferry menjelaskan burung layang-layang api memang menjadikan Indonesia sebagi salah satu tempat transit dalam perjalanan panjangnya menuju bagian selatan bumi.Â
Dirinya mengaku rombongan layang-layang api terbesar yang pernah diamatinya berlokasi di Jambi. "Jumlahnya sekitar 16.000 ekor."
Di Jawa Barat, burung layang-layang api ini sempat dilaporkan ditemukan di Jalan Moh Toha Bandung, dekat sebuah pabrik tekstil.
Sejumlah pengamat burung juga sempat mengamati mereka di kawasan Ciranjang-Cianjur. Di sana, mereka terlihat berjajar rapi di sepanjang aliran kabel listrik.