Mohon tunggu...
Rindang Ayu
Rindang Ayu Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu rumah tangga mulai menekuni bidang sosial keagamaan

Wanita jawa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Hakikat Hidup, Mencari Kebahagiaan

17 November 2018   23:05 Diperbarui: 21 November 2018   12:08 2809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk bisa membangun suasana hati bahagia, ada lima kiat yang perlu dilakukan yaitu : (1) Senyum dan ramah, (2) Hidup sederhana, (3) Bersyukur dan bersedekah, (4) Berfikiran positif, dan (5) Selalu Ingat Tuhan.

Pertama; Senyum dan Ramah. Senantiasa senyum dan sikap ramah terhadap orang-orang disekitar akan menciptakan suasana nyaman dan menyenangkan. Senyum akan menciptakan suasana ceria dan gembira karena terpancar dari sorot mata dan aura positif pada wajah.   Gemar tersenyum akan membawa dampak yang baik pada psikologis kita serta terhadap orang-orang di sekitar kita. Senyum jangan sampai berlebihan karena bisa mengganggu orang di sekitar kita karena risih, sehingga tersenyum bisa dilakukan dalam hati.

Bersikap ramah pada orang sekitar kita akan menciptakan suasana ceria dan gembira. Rasulullah Saw bersabda, "Sesungguhnya kalian tidak akan bisa menarik hati manusia dengan harta kalian, maka tariklah hati mereka dengan wajah berseri dan akhlak mulia" (HR. Tirmidzi)

Hal pertama yang harus dilakukan untuk bersikap ramah adalah membiasakan mengatakan 3 kata sederhana yaitu "terima kasih", "maaf" dan "tolong". Tiga kata tersebut adalah "the three magic words" (tiga kata ajaib), meski sederhana dan ringan diucapkan namun memiliki kekuatan yang luar biasa dan bermakna positif dalam membangun hubungan sosial yang baik antar manusia. 

Sekecil apapun bantuan orang lain yang kita terima, sampaikan "terima kasih", sekecil apapun kesalahan kita, sampaikan permohonaan "maaf", dan Sekecil apapun bantuan yang kita minta, awali dengan kata "tolong".

Kedua; Hidup Sederhana. "Keluar dari kesederhanaan berarti lenyapnya kebahagiaan sejati" begitu kata Goethe, salah seorang tokoh berpengaruh di Jerman. 

Sifat manusia sesungguhnya begitu tamak dalam memperbanyak harta. Manusia tidak pernah merasa puas dan bahagia dengan apa yang ada. Nabi Muhammad bersabda "Andai kata manusia telah memiliki satu lembah berisi emas, niscaya ia masih ingin memiliki satu lembah lagi. Tidak ada yang dapat mengisi penuh mulutnya (hawa nafsu) melainkan tanah (maut), kecuali mereka yang selalu bersyukur dan merasa cukup."   Allah Swt berfirman, "Bermegah-megahan (soal harta) telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur". (Q.S. At-Takasur : 1-2).

Ketiga; Bersyukur & Bersedekah. Mensyukuri apa yang telah kita dapati juga menjadi kunci kebahagiaan.  Allah SWT berfirman: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS. Ibrahim: 7).

Bersedekah dengan mengeluarkan kelebihan harta kita untuk orang yang membutuhkan merupakan wujud syukur. Mario Teguh, motivator terkenal mengatakan: "Bukan kebahagiaan yang menjadikanmu bersyukur, tapi kesyukuranlah yang menjadikanmu berbahagia." Jika anda telah bahagia, maka berbagilah bahagia itu kepada orang yang hidupnya susah. Dengan semakin banyak orang bahagia di sekitar kita, maka hidup kita akan semakin bahagia dan mendapatkan amal/pahala yang besar dari Tuhan.

Mahatma Gandhi berkata: "Kebahagiaan tergantung pada apa yang dapat anda berikan, bukan pada apa yang anda peroleh."

Keempat; Berpikir Positif dan Menjauhi Buruk Sangka. Setiap kesulitan pasti ada jalannya jika kita berusaha dan berdoa dengan penuh ketenangan. Tuhan tidak akan memberikan musibah/ujian yang tidak mampu kita selesaikan. Berfikirlah yang sehat dan positif tidak iri, dengki, suka pamer, gengsian, pendendam dan berbagai penyakit hati lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun