Apakah kebahagiaan itu?
Orang miskin, orang idiot, orang cacat, dan orang yang tidak tampan, Â bisakah mereka hidup bahagia?
Berdasarkan berbagai penelitian ilmiah, para pakar psikologi berkesimpulan bahwa kebahagiaan tidak bisa diukur dengan harta, pangkat, kondisi fisik dan segala variabel duniawi. Â Siapapun orangnya bisa berbahagia dan bisa juga menjadi tidak bahagia. Karena sesungguhnya kebahagiaan itu terletak pada ketenangan hati seseorang.
Bahagia atau tidaknya hidup seseorang itu, bukan ditentukan oleh seberapa kayanya, populernya, cantiknya, kuasanya, atau sesukses apapun hidupnya. Tapi yang bisa membuat seseorang itu bahagia adalah sikap hati orang itu sendiri.
Alkisah... Ada seorang Raja yang begitu berkuasa tengah termenung memikirkan hidupnya, sambil memandang taman di depan istananya. Ia sering gelisah karena sulit menemukan ketenangan dan susah merasakan kebahagiaan. Ia susah tidur akibat banyaknya pikiran yang mengganggu. Padahal selama ini ia tidur di kamar mewah di atas kasur yang empuk.
Ketika sedang melamun, sang raja melihat seorang tukang kebunnya yang sedang bekerja sambil bernyanyi dan tertawa ria. Setiap hari ia datang dengan senyuman dan pulang dengan keceriaan.
Padahal gajinya pas-pasan dan rumahnya begitu sederhana. Tak pernah tampak kesedihan di wajahnya. Saat dia pulang keluarganya telah menunggu dengan hidangan makan seadanya dan keluarga kecil ini pun makan dengan bahagia.
Raja pun heran melihat orang ini. Ia memanggil penasihatnya dan bertanya, "Telah lama aku hidup di tengah kegelisahan, padahal aku memiliki segalanya. Tapi aku sungguh heran melihat si tukang kebun itu. Tak pernah tampak kesedihan di wajahnya. Kadang-kadang ia tertidur di bawah pohon, seperti tak ada beban dalam hidupnya. Padahal ia tidak memiliki apa-apa."
Sang penasehat memberi penjelasan, "Padukan raja, tukang kebun bisa hidup bahagia seperti itu karena ia mensyukuri apa yang telah ia peroleh. Ia ikhlas dengan keadaan yang telah ditakdirkan. Ia tidak berusaha mencari sesuatu di luar mimpinya"
Jadi kunci kebahagiaan itu ada pada hati. Â Â Orang miskin yang hatinya lapang maka dia akan merasakan hidupnya nyaman & tenteram. Â Sebaliknya, orang kaya yang hatinya keruh maka hidupnya akan menderita.Â