Mohon tunggu...
Rindang Ayu
Rindang Ayu Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu rumah tangga mulai menekuni bidang sosial keagamaan

Wanita jawa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Makna Musibah, di Balik Bencana Lombok dan Palu

11 Oktober 2018   06:18 Diperbarui: 16 Oktober 2018   11:10 1300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita bangsa Indonesia saat ini  sedang didera oleh berbagai bencana alam yang begitu besar. Semenjak tsunami di Aceh, lalu disusul gempa tektonik di Yogya, erupsi gunung Merapi dan Sinabung, serta tanah longsor  di berbagai daerah, hingga yang baru saja terjadi adalah gempa di Lombok dan tsunami Palu.

Berbagai bencana itu menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang begitu besar, hingga menyisakan penderitaan masyarakat yang begitu pedih dan panjang. 

Bagi yang telah meninggal dunia, kita doakan semoga mereka diampuni dosa-dosanya dan arwahnya mendapat tempat yang baik di sisi Allah Swt.  Sedangkan bagi yang masih hidup,  tentu mereka mengalami penderitaan yang sangat pedih dan memilukan, semoga mereka diberi kesabaran dan kekuatan.

Mereka yang masih hidup adalah orang yang sungguh-sungguh sedang ditimpa musibah.  Penderitaan mereka sungguh berat. Mereka kehilangan sanak saudara, kehilangan rumah tempat tinggal, kehilangan harta benda, dan kehilangan pekerjaan.  Bukan hanya itu, diantara mereka banyak yang mengalami cedera serius. Ada yang gegar otak, ada yang patah tulang, ada yang dagingnya robek dan berbagai cedera lainnya.  Sedangkan yang lainnya mengalami berbagai macam penyakit, demam, diare, radang tenggorokan,  dan seterusnya.  Sungguh berat penderitaan mereka.

Respon Masyarakat.

Menyikapi peristiwa bencana alam itu, muncul banyak relawan dan posko peduli korban bencana di berbagai daerah.  Mereka menggalang sumbangan dana masyarakat untuk membantu meringankan beban penderitaan saudara-saudara kita yang sedang tertimpa musibah. Dan banyak masyarakat lain yang kemudian terketuk hatinya dan bertumbuh empatinya.

Namun adapula sebagian orang yang justru hanya melontarkan klaim menyalahkan. Dikatakannya bencana itu disebabkan oleh prilaku masyarakat setempat yang penuh kekufuran dan kemaksiatan. Wallahu a'lam bish-shawab.

Bagi para dermawan yang membantu meringankan penderitaan para korban, mari kita do'akan semoga Allah membalas amal baiknya . Dan bagi mereka yang belum tersentuh hatinya dan tergugah empatinya , juga mari kita doakan semoga Allah menghidupkan qalbunya. Amin

Kepedulian terhadap korban bencana ini sesungguhnya merupakan implementasi rasa syukur.  Allah berfirman,   "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu. Dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS. Ibrahim ayat 7).

Musibah merupakan Azab, Peringatan dan Ujian

Pada umumnya manusia memahami musibah sebagai suatu bencana, atau sesuatu yang identik dengan kesusahan dan penderitaan.  Walaupun sesungguhnya kesenangan pada hakekatnya juga merupakan musibah atau ujian.

Apabila ujian itu bisa berbentuk kesusahan atau kesenangan, maka musibah hanya berbentuk kesusahan atau penderitaan.

Dalam hal musibah berupa kesusahan atau penderitaan, maka ada tiga golongan manusia yang mendapati musibah dari Allah, yaitu :  

Pertama. Bagi golongan orang yg tidak beriman atau kufur terhadap Allah, maka musibah merupakan azab atau hukuman. Akibat banyak perbuatan dosa besar dan kedzaliman yang mereka perbuat, maka Allah timpakan azab bagi mereka sebagai hukuman di dunia.  Allah berfirman: "Barang siapa yang mengerjakan keburukan niscaya akan diberi balasan akibat keburukan itu." (QS. An-Nisa': 123)

Kedua. Bagi golongan orang beriman, maka musibah merupakan teguran atau peringatan dari Allah atas kesalahan atau kekhilafan yang pernah diperbuat.  Bagi orang beriman sesungguhnya musibah justru merupakan berkah, karena musibah mengandung banyak hikmah. Diantaranya adalah sebagai peringatan, menghapuskan dosa, dan meningkatkan derajat keimanan.

Ketiga. Bagi golongan orang yang bertakwa, musibah merupakan bentuk kecintaan Allah.  Bagi orang-orang yang bertakwa, yang telah disediakan surga untuknya, Allah berikan kepadanya ujian agar mereka senantiasa bersabar dan menghadapNya kelak dalam keadaan bersih tanpa dosa. 

makna-musibah-5bbf2f8d677ffb571630d885.jpg
makna-musibah-5bbf2f8d677ffb571630d885.jpg
Hikmah di balik Musibah

Bagi orang beriman dan bertakwa, musibah mengandung banyak hikmah.  Beberapa makna dan hikmah dibalik musibah adalah :

1. Musibah sebagai Peringatan.  Musibah merupakan peringatan bagi manusia yang pernah melakukan kesalahan dan dosa, agar mereka kembali ke jalan yang benar.  Allah SWT berfirman : "Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)." (QS Asy Syura : 30)

2. Musibah sebagai sarana penghapus dosa.  Musibah sebagai sarana untuk menghapus dosa atas kesalahan yang pernah diperbuat.  Rasulullah bersabda: "Tidaklah menimpa seorang mukmin satu kepayahanpun, tidak pula sakit (yang terus menerus), kecemasan, kesedihan, gangguan, dan kesusahan bahkan tertusuk duri sekalipun, niscaya dengan semua itu Allah akan menghapuskan sebagian dosa-dosanya" (HR. Bukhari - Muslim).

3. Musibah sebagai bentuk Kasih Sayang Allah.  Rasulullah bersabda: "Barang siapa yang Allah inginkan kebaikan baginya, maka Allah akan menimpakan musibah (ujian) kepadanya terlebih dahulu"  (HR. Bukhari Muslim).  Dan sabda nabi yang lain, "Ketika Allah menginginkan hamba-Nya suatu kebaikan, maka disegerakan hukumannya di dunia. Kalau Allah menginginkan hamba-Nya suatu kejelekan, maka dosanya ditahan sampai dibalas nanti di hari kiamat." (HR. at-Tarmizi).

4.  Musibah sebagai sarana untuk menaikkan derajat keimanan.  Ada tingkatan iman yang tidak bisa dicapai oleh seorang hamba hanya dengan amalnya. Ia akan dicapai dengan amal serta juga dengan ujian dan cobaan.  Allah berfirman: "Apakah manusia mengira mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan "Kami telah beriman" dan mereka tidak diuji?" (QS. Al-Ankabut : 2)

Rasulullah bersabda: "Tidak ada satu pun musibah (cobaan) yang menimpa seorang mukmin berupa duri dan lebih dari itu, melainkan dengannya Allah akan mengangkat satu derajat untuknya dengan menghapus satu kesalahannya." (HR. Bukhari).

5.  Kabar gembira bagi orang yg sabar.  Allah berfirman: "Sungguh, Kami benar-benar akan menguji kamu sekalian agar Kami mengetahui orang-orang yang berjuang dan orang-orang yang sabar di antara kamu sekalian." (QS. Muhammad : 31).  Serta, "Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.  (QS. Al Baqarah : 155).

Rasulullah bersabda: "Sungguh menakjubkan perkara orang yang beriman,  seluruh perkaranya menjadi baik.  Ketika ditimpa musibah dia bersabar, itu membawa kebaikan baginya.    Dan ketika mendapatkan nikmat dia bersyukur dan itu membawa kebaikan baginya" (HR. Muslim).

6.  Musibah sebagai  Syarat Masuk surga.  Allah berfirman :"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (musibah/cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu?. Mereka ditimpa kesengsaraan, kemelaratan dan mereka digoncangkan (dengan berbagai cobaan)"  (QS. Al Baqarah 214)

Rasulullah bersabda : "Ujian akan terus menimpa seorang mukmin laki-laki dan perempuan, menimpa dirinya, anaknya, dan hartanya, sehingga ia akan berjumpa dengan Allah tanpa membawa dosa. (HR. At-Tirmidzi)

Musibah dan Ujian paling berat adalah para nabi 

Sesungguhnya manusia yang paling berat ujiannya adalah para nabi dan rasul.  Diriwayatkan Sa'd bin Abu Waqash  bertanya,  "Wahai Rasulullah, manusia manakah yang paling berat ujiannya?"  Rasulullah menjawab, "Para Nabi, kemudian kalangan selanjutnya  dan selanjutnya. Seorang hamba akan diuji sesuai kadar keimanannya. Jika keimanannya kuat maka cobaannya pun akan semakin berat. Jika keimanannya lemah maka ia akan diuji sesuai dengan kadar imannya. Tidaklah cobaan ini akan diangkat dari seorang hamba hingga Allah membiarkan mereka berjalan di muka bumi dengan tanpa dosa." (HR. Ibnu Majah)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun