Apabila ujian itu bisa berbentuk kesusahan atau kesenangan, maka musibah hanya berbentuk kesusahan atau penderitaan.
Dalam hal musibah berupa kesusahan atau penderitaan, maka ada tiga golongan manusia yang mendapati musibah dari Allah, yaitu : Â
Pertama. Bagi golongan orang yg tidak beriman atau kufur terhadap Allah, maka musibah merupakan azab atau hukuman. Akibat banyak perbuatan dosa besar dan kedzaliman yang mereka perbuat, maka Allah timpakan azab bagi mereka sebagai hukuman di dunia. Â Allah berfirman: "Barang siapa yang mengerjakan keburukan niscaya akan diberi balasan akibat keburukan itu." (QS. An-Nisa': 123)
Kedua. Bagi golongan orang beriman, maka musibah merupakan teguran atau peringatan dari Allah atas kesalahan atau kekhilafan yang pernah diperbuat. Â Bagi orang beriman sesungguhnya musibah justru merupakan berkah, karena musibah mengandung banyak hikmah. Diantaranya adalah sebagai peringatan, menghapuskan dosa, dan meningkatkan derajat keimanan.
Ketiga. Bagi golongan orang yang bertakwa, musibah merupakan bentuk kecintaan Allah. Â Bagi orang-orang yang bertakwa, yang telah disediakan surga untuknya, Allah berikan kepadanya ujian agar mereka senantiasa bersabar dan menghadapNya kelak dalam keadaan bersih tanpa dosa.Â
Bagi orang beriman dan bertakwa, musibah mengandung banyak hikmah. Â Beberapa makna dan hikmah dibalik musibah adalah :
1. Musibah sebagai Peringatan. Â Musibah merupakan peringatan bagi manusia yang pernah melakukan kesalahan dan dosa, agar mereka kembali ke jalan yang benar. Â Allah SWT berfirman : "Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)." (QS Asy Syura : 30)
2. Musibah sebagai sarana penghapus dosa. Â Musibah sebagai sarana untuk menghapus dosa atas kesalahan yang pernah diperbuat. Â Rasulullah bersabda: "Tidaklah menimpa seorang mukmin satu kepayahanpun, tidak pula sakit (yang terus menerus), kecemasan, kesedihan, gangguan, dan kesusahan bahkan tertusuk duri sekalipun, niscaya dengan semua itu Allah akan menghapuskan sebagian dosa-dosanya" (HR. Bukhari - Muslim).
3. Musibah sebagai bentuk Kasih Sayang Allah. Â Rasulullah bersabda: "Barang siapa yang Allah inginkan kebaikan baginya, maka Allah akan menimpakan musibah (ujian) kepadanya terlebih dahulu"Â (HR. Bukhari Muslim). Â Dan sabda nabi yang lain, "Ketika Allah menginginkan hamba-Nya suatu kebaikan, maka disegerakan hukumannya di dunia. Kalau Allah menginginkan hamba-Nya suatu kejelekan, maka dosanya ditahan sampai dibalas nanti di hari kiamat." (HR. at-Tarmizi).
4. Â Musibah sebagai sarana untuk menaikkan derajat keimanan. Â Ada tingkatan iman yang tidak bisa dicapai oleh seorang hamba hanya dengan amalnya. Ia akan dicapai dengan amal serta juga dengan ujian dan cobaan. Â Allah berfirman: "Apakah manusia mengira mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan "Kami telah beriman" dan mereka tidak diuji?" (QS. Al-Ankabut : 2)