Prevensi Primer
Yang lebih di pentingkan dalam pencegahan yaitu faktor kognitif nya sebisa mungkin kita terhindar hal-hal yang sifatnya menuju ke penyimpangan seksual, melakukan aktifitas yang positif dan mengetahui ciri-ciri aktivitas yang menimbulkan gangguan.
Prevensi Sekunder
Walaupun secara umum kasus penyimpangan seksual cenderung negatif dan sulit merubah penyimpangan usaha deteksi dini tersebut untuk mencegah kambuhnya perilaku seksual yaitu meluruskan distrorsi keyakinan dan merubah sikap yang tidak benar dengan berbagai upaya salah satunya dengan berkonsultasi dengan psikolog untuk meningkatkan empati mereka terhadap korbannya, manajemen kemarahan, berbagai teknik untuk meningkatkan harga diri.
Prevensi Tersier
Dalam hal ini dimaksudkan untuk pencegahan dalam jangka panjang individu dengan gangguan eksibisionisme diajarkan pendekatan coping dalam mengelola hasrat seksualnya yang mendesaknya untuk menampilkan alat kelaminnya ke orang lain. Dalam psikoterapi, individu diajak memetakan bagaimana emosi, pikiran dan distorsi kognitifnya dapat mengakibatkan dirinya melakukan perilaku seks menyimpang, serta bagaimana cara menghentikan alur proses yang menyimpang tersebut. Dalam psikoterapi individual, individu dengan gangguan eksibisionistik juga dapat diajarkan untuk mematahkan distorsi kognitif yang selama ini mereka gunakan sebagai pembenaran perilaku penyimpangan mereka. Mereka juga dapat diajak untuk belajar keahlian sosial, terutama dalam menjalin relasi sosial dan relasi intim dengan lawan jenis secara sehat.
Daftar pustaka :
Butcher, James N. Et. al. (2011). Abnormal Psychology: Core Concepts, 2nd Edition. Pearson.
Edward Podolsky,M.D,. (2012). Exhibitionism. Journal of National Medical Assocoation. Volume 52, No. 5. Hlm. 343
Davidson, G.C., Neale, J.M., & Kring, A.M. (2010). Psikologi Abnormal, edisi 9. Jakarta: Rajawali Pers.
American Psychiatric Association (2000). Diagnostic and Statistic Manual of Mental Disorder IV-Text-Revision. Washington: APA