Etiologi gangguan eksibisionisme merupakan bagian dari sindrom Parafilia bisa dilihat dari berbagai perspektif, yakni :
1. Perspektif Psikodinamika
Parafilia dipandang sebagai tindakan defensif, melindungi ego agar tidak menghadapi rasa takut dan memori yang direpres dan mencerminkan fiksasi di tahap pra-genital (masa kanak-kanak) dalam perkembangan psikoseksualnya. Orang yang mengidap parafilia dipandang sebagai orang yang tidak mampu membangun atau mempertahankan hubungan heteroseksual yang wajar. Perkembangan sosial dan seksual tidak matang, tidak berkembang, dan tidak memadai untuk dapat menjalani hubungan sosial dan hetereoseksual . Contohnya: seseorang yang mengalami eksibisionis meyakinkan diri sendiri tentang ke maskulinitasnya (laki-laki ) dan menunjukan ke laki-lakian nya ( alat kelamin) kepada orang lain ( perempuan, baik anak-anak atau dewasa).
2. Perspektif Behavioral dan Kognitif
Dari perspektif ini, parafilia disebabkan karena proses belajar, yaitu melalui pengkondisian yang secara tidak sengaja menghubungkan gairah seksual dengan stimuli yang oleh masyarakat dianggap sebagai stimuli yang tidak tepat untuk munculnya suatu perilaku seksual.( Kinsey, Pomeroy, & Martin , 1948;Kinsey dkk., 1953).
riwayat masa kanak-kanak individu yang mengidap parafilia sebagai korban pelecehan seksual dan pelecehan fisik. Pada masa dewasa, ia akan memiliki kemungkinan yang lebih tinggi menjadi seorang pelaku penyimpangan seksual.
3. Perspektif Biologis
Sebagian besar pengidap parafilia adalah laki-laki. Jadi, ada spekulasi bahwa androgen, hormon utama yang dimiliki laki-laki berperan dalam gangguan ini. Mungkin terdapat suatu kesalahan dalam perkembangan janin. Namun demikian, penelitian empiris belum menemukan bukti konklusif mengenai perbedaan hormonal antara orang normal dengan pengidap parafilia. Lalu berkaitan dengan perkembangan dalam otak, disfungsi pada lobus temporalis diketahui dapat mempengaruhi secara signifikan atas munculnya perilaku seks menyimpang, terutama kasus sadisme dan eksibisionisme. Meskipun demikian, pemahaman bahwa faktor biologis berperan penting sebagai penyebab dari parafilia perlu ditinjau ulang. Faktor ini hanya merupakan salah satu dari rangkaian penyebab kompleks yang mencakup pengalaman sebagai salah satu faktor utama.
Konsep sosiokultural
Adanya hubungan antara faktor budaya terhadap perilaku seseorang. Budaya dan lingkungan memainkan penting dalam pembentukan perilaki seseorang. Termasuk perilaku seksual. Individu y6ang mengalami penyimpangan seksual eksibisionisme cenderung memiliki masalah atau konflik seksual dimasa lalu seperti, kekerasan seksual. Permasalahan-permasalahan di masa lalu yang belum terselesaikan tersebutlah yang menjadi biological/sexual drive bagi individu untuk melakukan penyimpangan. Dalam fase ini, individu tersebut sudah tidak lagi mampu untuk mengontrol dirinya untuk tidak melakukan hal-hal tersebut.
Lalu apa yang harus kita lakukan untuk pencegahan ketika menemukan teman,saudara atau orang yang disekitar kita yang mengalami gangguan eksibisionis?