Mohon tunggu...
Rinda IsninaWK
Rinda IsninaWK Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa yang mencoba menulis

Enjoy it😉

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tentang Mimpiku

4 Mei 2020   01:38 Diperbarui: 4 Mei 2020   01:30 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ayo..kita coba mencocokkan gerakan, saling menyatukan gaya masing-masing agar terlihat harmonisasinya," tersenyum, senyum tulus Yuan membuatku hampir menangis. Aku mengangguk menyetujui sarannya.

Kami terus berlatih..hingga lima bulan tak terasa telah berlalu dan produser memasuki ruangan kami.

Memilih satu diantara kami dimana menurutnya yang lebih layak untuk bergabung dalam grup wanita dan debut kurang dari empat bulan lagi.

"Kami melihat usaha gigih kalian, dan kurasa keputusan ini tepat. Yuan, kau akan debut akhir tahun nanti bersama empat orang lainnya," ucapan produser itu membuatku merasa runtuh.

Tiga tahun aku berlatih dan kembali gagal. Aku bahagia untuk Yuan karena dalam lima bulan dia langsung debut. Namun, aku juga merasa sangat sedih dan iri karena lagi-lagi usahaku tak sekuat itu untuk dapat debut di panggung lebih cepat.

Yuan menatapku, lalu berhambur memelukku sembari menangis.

"Maaf," lirihnya.

"Tidak, kau memang pantas untuk ini. Aku bahagia untukmu," walaupun aku menangis, tapi apa yang kuucapkan adalah tulus.
.
.
Setelah itu aku benar hampir menyerah, tapi kurasa semangatku lebih membara dan membuatku terus giat berlatih hingga akhirnya mendapat pujian dari pelatih.

Vokalku juga terus diasah bahkan pernah selama tiga hari aku kehilangan suara karena terus berlatih nada tinggi disaat tenggorokan sedang tidak dalam kondisi baik.

Aku tak ingin merasa cukup dengan usaha yang kulakukan.

Terus menantang diriku dengan variasi gerakan yang beragam dan olah vokal dengan teknik yang berbeda-beda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun