Mohon tunggu...
Rinda Sandini
Rinda Sandini Mohon Tunggu... -

mom of two lovely kids | lifelong learner | good employee

Selanjutnya

Tutup

Politik

Orde Baru Jilid II? Cerdas Dong!

3 Desember 2016   20:14 Diperbarui: 3 Desember 2016   22:36 2561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik



Siapapun kalian dan berdiri di pihak manapun, entah pendukung aksi damai atau tidak, NKRI sedang dalam kondisi baik-baik saja. Setidaknya sebelum ‘kesebelasan’ ini menghasut sana sini. 

Bangsa Indonesia, mau pemimpin seperti siapa, Obama? Erdogan? Nelson Mandela (alm.)? Angela Merkel? Atau sang pemimpin peraih nobel perdamaian, Aung San Suu Kyi yang gagal melindungi minoritas muslim di Myanmar?

PERCAYALAH BUNG, tidak ada satu pun pemimpin hebat di dunia ini yang bisa menjadi hebat ketika mereka memimpin Indonesia. Kita adalah bangsa yang heterogen, belum lagi letak geografis tiap wilayah yang dipisahkan lautan. Susah memimpin Indonesia untuk menjadi satu pikiran. Sama susahnya menyamaratakan kualitas pendidikan antar wilayah di Indonesia.

Negara yang besar kalau rasnya cuma 1 jenis, agamanya cuma 1 macam, dan wilayah antar daerahnya masih ada di 1 daratan, mungkin pemerintahnya akan lebih mudah. Ya jelas seperti kita lihat di negara Amerika Serkat, Kanada, Rusia atau Turki.

Tidak bisa pemimpin Indonesia itu menjadi hebat bagi bangsa kita sendiri, tidak Jokowi, tidak pula Prabowo!

PERCAYALAH BUNG, tidak ada satu pun pemimpin di Indonesia yang bisa menjadi hebat ketika memimpin Ibu Kota Jakarta. Tidak Ahok, tidak pula Jokowi (mantan gubernur), tidak pula pemimpin sebelum-sebelumnya, Fauzi Bowo atau Ali Sadikin. Mereka semua tidak pernah menjadi terlalu hebat dan tidak pernah sangat sempurna bagi Jakarta.

Menurut pendapat subjektif saya, beberapa dari 11 terduga itu memiliki track record sebagai pimpinan partai, tapi kemudian partainya ‘tenggelam’ (baca: tidak pernah dapat jatah di pemerintahan). Saya menilai bahwa mereka terlalu pongah dengan menyamakan pemerintahan orde baru dengan pemerintahan sekarang. Okelah, saya hargai perjuangan mereka dahulu yang telah menjadi bagian dari rakyat dalam upaya menggulingkan pemerintahan otoriter pada saat itu.

Tapi mengingat upaya perjuangan mereka tidak diganjar dengan kekuasaan setimpal sebagaimana yang mereka dambakan, mungkin siapapun pemerintahnya, bahkan apabila Prabowo yang menjadi presiden, akan tetap mereka kritik kinerjanya.

Lain bulu lain belalang, lain dulu lain sekarang…

Sudah tidak perlu diungkit-ungkit lagi kebobrokan pemerintah orde baru seperti apa. Bahkan tinggal googling saja, dan voila… semua informasi yang ingin kita ketahui terbuka.

Pemerintah Jokowi-JK sedang bekerja sebagaimana diamanatkan rakyat. Mari kita syukuri itu terlebih dahulu. Strategi menjalin komunikasi dengan merangkul oposisi, pun berjalan dengan lancar. Hal yang paling penting, pembangunan masih tetap berjalan semestinya, dan upaya pemberantasan korupsi sedang diupayakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun