"Setelah Burhan dewasa, apa Umi tetap dekat dengan Burhan ?"
Kali ini yang bisa menjawab hanya anggukan kepala lagi.
"Bagaimana cara Umi sebagai orangtua tetap menjaga Burhan ketika sudah dewasa ?"
Kembali layar datar muncul dan menayangkan rekaman, bagaimana keseharian Umi dengan Burhan, termasuk di saat Umi akan pergi haji.
"Umi tahu itu uang darimana ?"
Tiba-tiba kepala Umi bisa berkata "Tahu !"
"Apa yang ada di pikiran Umi waktu itu ?"
kembali kepala Umi yang menjawab "uang itu hasil Burhan meminta di kolega-kolega khususnya, yang sebenarnya tidak boleh ia lakukan, karena itu uang sebenarnya bukan untuk dia"
"Lantas kenapa Umi menerima dan tidak mengingatkan Burhan ?"
Tiba-tiba tangan Umi dan kaki Umi berebut ingin menjawab pertanyaan. Akhirnya tangan menjawab lebih dulu "karena aku ingin memakai permata yang aku beli langsung di Mekah, seperti milik Bu Sungkono teman arisanku"
Setelah itu kaki Umi menjawab "Aku ingin menginjak tanah Mekah seperti teman-teman arisanku, aku tidak mau menjadikan hati menjadi malu karena ketinggalan jaman..."