Mohon tunggu...
RINATUL KHUMAIMAH
RINATUL KHUMAIMAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S3 Pendidikan Dasar FIP UNESA http://s3pendidikandasar.fip.unesa.ac.id/

Rinatul Khumaimah, M.Pd., lahir di Tuban, 24 Juli 1991. Jenjang Pendidikan S1 Pendidikan Bahasa Arab (PBA) ditempuh di Institut Agama Islam Nurul Jadid Paiton Probolinggo yang sekarang telah menjadi Universitas Nurul Jadid (UNUJA) Paiton Probolinggo lulus tahun 2012. Jenjang S2 Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah (PGMI) ditempuh di Universitas Negeri Sunan Ampel lulus Tahun 2019. Dan saat ini sedang menempuh S3 Pendidikan Dasar di UNESA Surabaya. email rinatulhumaimah701@gmail.com no. hp 088991188284

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mendekatkan Siswa dengan Agama: Solusi Pendidikan Karakter Menuju Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (ESD)

27 September 2024   13:47 Diperbarui: 28 September 2024   00:13 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://dinaspmd.kalselprov.go.id/

MENDEKATKAN SISWA DENGAN AGAMA, SOLUSI PENDIDIKAN KARAKTER MENUJU PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (ESD)

Oleh; Rinatul Khumaimah, M.Pd

Tulisan ini terinspirasi dari perkuliahan di Prodi S3 Pendidikan Dasar FIP UNESA. https://s3pendidikandasar.fip.unesa.ac.id/ sebagai institusi jenjang S3 yang saya tempuh.

Sustainable Development Goals (SDGs) adalah program kelanjutan setelah Millenium Development Goals (MDGs). MDGs merupakan deklarasi milenium hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara pada tahun 2000 yang berupa delapan tujuan yang ditargetkan akan  dicapai pada tahun 2015. MDGs menjadi acuan Pembangunan hampir seluruh negara dunia. MDGs tidak mengikat secara hukum dalam pelaksanaannya namun negara-negara didunia tetap memantau pencapaian MDGs melalui beberapa indicator pencapaian di negaranya masing masing. Setelah melihat perubahan besar karena penerapan MDGs, negara-negara telah memikirkan dan merancang suatu agenda pembangunan baru yang harus disiapkan untuk menggantikan dan meneruskan MDGs. Sehingga kemudian muncul SDGs dan berhasil menjadi komitmen Masyarakat global untuk mengawal pencapaian SDGs. (Agus Sutopo, 2014).

SDGs atau Pembangunan berkelanjutan memiliki makna untuk memenuhi kebutuhan Masyarakat saat ini tanpa membahayakan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. SDGs  dibangun atas tiga pilar ekonomi, social dan lingkungan dimana pencapaian tujuan SDG disatu area dapat mempengaruhi area tujuan SDG lainnya. SDGs yang dideklarasikan pada tahun 2015,  terdiri dari 17 tujuan global yang berfungsi sebagai "peta jalan menuju masa depan yang lebih egaliter dan berkelanjutan untuk semua dan memastikan bahwa pada tahun 2030, semua orang menikmati perdamaian dan kesejahteraan. (Firdaus, December 2021)

Alben Ambarita menyebutkan Agenda SDGs 2030 terdiri dari 4 pilar dan 17 program, yaitu (1) Zero Hunger, (2) Good Health and Well Being, (3) No Poverty, (4) Quality Education, (5) Gender Equality, (6) Clean Water and Sanitation, (7) Affordable and Clean Energy, (8) Decent Work and Economy Growth, (9) Industry, Innovation, and Infrastructure, (10) Reduces Inequlities, (11) Sustainables Cities and Communities, (12) Responsible Consumption and Production, (13) Climate Action, (14) Life Below Water, (15) Life on Land, (16) Peace, Justice and Strong Institutions, dan (17) Partnerships for The Goals. (Ambarita, 2020). 

https://dinaspmd.kalselprov.go.id/
https://dinaspmd.kalselprov.go.id/

Agenda terkait bidang Pendidikan adalah pilar pendidikan sosial poin 4 yaitu pendidikan yang berkualitas. Meskipun demikian sebenarnya keseluruhan tujuan SDGs tersebut dapat dicapai lewat Pendidikan. Pendidikan sebagai pencetak generasi bangsa memiliki peran penting untuk pencapaian agenda tersebut. Tampak dalam Tujuan 4.7 dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) secara jelas telah menjadikan pendidikan sebagai wadah pendorong perubahan dan sarana untuk mencapai semua tujuan SDGs. (Deirdre Hogan, 2022). Sebagai contoh pada studi bidang ilmiah spesialis seperti ekologi, imunologi, pertanian, dan kedokteran dapat memberikan basis pengetahuan yang kuat untuk mengeksplorasi isu-isu seperti kesehatan global, keanekaragaman hayati, perlindungan lingkungan, dan ketahanan pangan. Lebih jauh lagi, pendekatan ilmiah untuk berpikir dan menyelidiki seperti observasi, penelitian berbasis pustaka, argumentasi, dan eksperimen dapat membangun keterampilan penting siswa agar kritis untuk menyelidiki isu-isu global.

APA ITU PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN?

Dalam Tujuan target  4.7 PBB menyebutkan bahwa;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun