Mohon tunggu...
Roro Asyu
Roro Asyu Mohon Tunggu... Freelancer - #IndonesiaLebihLemu

suka makan, suka nulis, suka baca, tidak suka sandal basah www.rinatrilestari.wordpress.com www.wongedansby.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Telat Lahir

2 Februari 2011   06:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:58 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan sigap Selly memasukkan celana dalam keramatnya itu ke saku celana, berjubel. Masih dengan senyum yang dipaksakannya dia segera berlalu, ngacir. Tak ingin lagi berlama-lama disitu, Selly langsung menuju pintu keluar.

"Mbak! Mbak! Itu pembalutnya belum dibayar!" teriakan penjaga minimarket menghentikan langkah Selly.

Sambil meminta maaf Selly kembali untuk membayar belanjaannya itu. Rencanannya untuk segera pergi dari tempat itu pun gagal, lebih lagi dia juga harus antri dulu di kasir. Selly memaki-maki dalam hati. Makian Selly lebih panjang lagi dalam hati karena ternyata cowok tadi saat ini juga sedang mengantri di belakangnya.

Tak lagi seperti sebelumnya, kali ini dia diam, hanya bibirnya masih tetap menyunggingkan senyum. Sepertinya dia sadar kalau Selly tidak sedang ingin beramah tamah, Selly sedang kesal. Dalam hati Selly sedikit lega, malas rasanya harus berbasa-basi apalagi pada cowok yang selalu membawa kesialan baginya itu. Setelah menunggu akhirnya tiba gilirannya membayar.

"Makasih," kata Selly pada kasir.

Baru selangkah beranjak sebuah suara yang mulai dikenal telinganya membuatnya kembali menahan kesal.

"Hati-hati Kak, nggak usah buru-buru."

Selly geleng-geleng kepala, mengingat pertemuannya dengan Rendi selalu berhasil membuat sebaris senyum di bibirnya. Ditimang-timang surat di tangannya. Lagi-lagi Selly tersenyum.

"Andai kamu nggak telat lahir, Dek," ucapnya lirih.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun