"Kamu nggak papa sendirian?" tanya Mona.
"Nggak papa, tinggal aja," jawab Selly.
"Oke deh, aku duluan."
Selly memandangi teman sekantornya itu berlalu. Sejenak dia mendesah. Antrian di ATM yang cukup panjang, keluhnya dalam hati. Dinyalakan mp3 dari handphonenya setelah menyumbatkan earphone ke kedua telinganya. Satu lagu, dua lagu sudah berputar, masuk ke telinga tembus ke otaknya, membuat dia hilang untuk beberapa saat.
"Kak! Kak!"
Seorang cowok tiba-tiba sudah ada di samping Selly. Sambil tersenyum dia terus memanggil Selly. Selly yang masih asyik dengan lagu di mp3-nya langsung memaki karena kaget.
"Apa?"
Cowok yang ada di samping Selly masih tersenyum. Dengan gerakan dagunya dia menunjuk ke ATM. Selly pun sadar dengan apa yang dimaksud cowok itu. Tanpa sepatah kata dia langsung masuk ke ruang ATM, malu. Di dalam Selly tidak langsung mengambil uang, dilepas earphone dari telinganya. Dalam hati dia menyesal telah bicara kasar pada cowok itu. Karena terlalu asyik mendengarkan musik dia tidak sadar kalau antrian sudah tiba gilirannya. Setelah mengambil uang, Selly pun segera keluar. Cowok tadi masih berdiri di depan pintu ATM, menunggu giliran. Baru saja mulut Selly akan terbuka tapi langsung diurungkan niatnya.
"Suaranya bagus deh Kak. Kakak pasti penyanyi ya?"
Bibir Selly yang sudah disiapkan untuk sebuah senyum permintaan maaf langsung berubah manyun, sebel. Tanpa membalas pertanyaan cowok itu, dia pun langsung ngeloyor pergi. Rupanya tadi tanpa sadar dia bersenandung, mengikuti lagu yang sedang didengarkannya. Suaranya pasti lumayan keras karena ibu-ibu yang sedang antri di ATM pun terlihat menahan senyum melihatnya.