"Maju kalian semua, aku tidak takut!" teriak Ranger Pink.
Para musuh yang sedang dihadapinya tampak saling berpandangan. Tak ada suara tapi sepertinya mereka sepakat untuk menyerang bersamaan. Jadilah sebuah pertempuran yang sangat seru juga sengit. Tidak imbang, Ranger Pink harus melawan empat orang sekaligus tapi meski begitu tak terlihat pahlawan pembela kebenaran dan keadilan yang digilai banyak orang itu kewalahan. Pemandangan yang sangat ganjil sebenarnya jika melihat siapa yang sedang dia hadapi. Saat ini Ranger Pink sedang berhadapan dengan teman-temannya sendiri, para ranger.
Merasa sama-sama capek, para ranger yang sebenarnya adalah rekan setim dalam menciptakan keamanan dan perdamaian dunia, mereka pun menghentikan serangan.
"Bagaimana Ranger Hijau, apakah kamu menyerah?"
"Tidak akan," jawab Ranger Hijau sambil membetulkan nafasnya yang sudah ngos-ngosan.
"Kau, Ranger Biru, apakah tak juga ingin menyerah? Seharusnya kau malu, sebagai ranger tertua harusnya kau bisa menjadi panutan. Aku sangat kecewa dengan sikapmu."
"Aku memang tua tapi aku juga berhak bahagia, aku ingin bersenang-senang. Selama ini aku harus menyelamatkan manusia sampai tak punya waktu untuk diriku sendiri. Sekarang adalah saat yang tepat, kuharap kau tidak menghalangi Ranger Pink. Kalau kau mau dengan senang hati kami akan menerimamu," jawab Ranger Biru yang karena terkena pukulan rambut berubannya muncul dari balik helmnya.
"Tidak, aku tidak seperti kalian. Kau juga Zordon, kau tak lebih baik dari mereka. Apa kau tidak malu dengan gundulmu. Lupakah kau dulu ketika berjanji di depan makam nenek moyangmu kalau kau akan terus berjuang?"
"Berani sekali kau membawa nenek moyangku. Jangan campuri urusanku, sekarang kita sudah memilih jalan yang berbeda dan itu artinya kau adalah musuh, kau harus dimusnahkan," ancam Zordon.
Suasana kembali tegang. Masing-masing pihak masih siaga di posisinya meski belum ada tanda akan menyerang.
"Kau, Ranger Merah, jangan sangka hanya karena kita sama-sama perempuan lalu aku tidak menghajarmu. Seharusnya kau juga malu, dimana semangat membela kebenaranmu? Kenapa kau ikut-ikut laki-laki tak bertanggungjawab seperti mereka," kali ini Ranger Pink berusaha menyadarkan Ranger Merah, sahabatnya.
Demi mendengar kata-kata Ranger Pink pendirian Ranger Merah mulai goyah. Tentu menyakitkan baginya harus melawan sahabatnya sendiri. Dalam hatinya mulai bergemuruh, membenarkan kata-kata sahabatnya itu. Entah kenapa dia bisa terbujuk rayuan ketiga laki-laki teman setimnya itu untuk bersenang-senang dan melalaikan kewajibannya menyelamatkan dunia. Melihat sahabatnya mulai goyah Ranger Pink kembali bicara.
[caption id="attachment_301231" align="alignleft" width="300" caption="POWER RANGERS (diambil dari google)"][/caption]
"Tidak ada kata terlambat untuk memutuskan kembali Ranger Merah. Dengan senang hati aku akan menerimamu."
"Tapi aku tidak mau melawan mereka," kata Ranger Merah.
"Apa yang kau katakan Ranger Merah?" protes Ranger Hijau.
"Apakah kau juga akan meninggalkan kami? Pikirkan kembali Ranger Merah, kita bisa terus bersenang-senang tanpa harus memikirkan manusia yang tak tahu terimakasih itu," kali ini Ranger Biru angkat bicara.
"Jangan dengarkan mereka Ranger Merah. Mereka hanya akan menyeretmu ke lembah hitam. Kau tak perlu melawan mereka, biar aku sendiri yang menghadapi mereka."
Tak diduga, Ranger Merah langsung berpindah posisi. Dengan sekali lompatan dia sudah berada di samping Ranger Pink. Dua sahabat itu pun langsung ber-high five.
"Sekarang biar kuhadapi mereka semua," kata Ranger Pink.
Melihat Ranger Merah lebih memilih Ranger Pink membuat Zordon, Ranger Hijau dan Ranger Biru semakin geram. Kali ini mereka segera bersiap-siap untuk kembali bertarung.
"Tendangan Merah Muda!" teriak Ranger Pink.
Sebuah tendangan telak langsung mengenai dada Ranger Hijau, membuat ranger yang suka nangkring di atas pohon itu terjungkal beberapa meter. Sebuah teriakan keras menyertai tubuhnya yang jatuh menghantam tanah. Ranger Hijau telah berhasil dilumpuhkan. Ranger Biru memandang Zordon, sekarang gilirannya melawan Ranger Pink.
"Jurus Rambut Gondrong!"
Ranger Biru mengeluarkan jurus andalannya. Helm di atas kepalanya langsung terbuka, rambut panjang berubannya berubah seperti pedang, meluncur ke arah Ranger Pink.
"Gunting Merah Muda!"
Dengan sekali tebasan jurus Gunting Merah Muda Ranger Pink langsung memangkas rambut beruban Ranger Biru yang mencoba menyerangnya. Lengkingan panjang Ranger Biru menyudahi perlawanannya. Ranger tertua itu pun langsung tersedu melihat rambut gondrongnya jatuh tepat di hadapannya. Melihat teman-temannya berjatuhan Zordon keder juga. Tak ada pilihan lain kecuali melarikan diri. Tapi bukan Ranger Pink jika tidak sigap. Dengan sekali Pukulan Merah Mudanya, Zordon yang berusaha lari pun langsung terkapar.
"Sekarang kalian rasakan akibatnya jika berani mangkir dari tanggung jawab. Kalian harus dihukum atas kemalasan dan keteledoran kalian."
"Ampun Ranger Pink, kami kapok," kata Ranger Hijau memelas.
"Aku juga," kata Zordon berbarengan dengan Ranger Biru yang masih saja menangis.
Ranger Pink adalah ranger pemaaf apalagi yang dia hadapi adalah teman-temannya sendiri tapi keadilan harus ditegakkan. Sudah menjadi perjanjian sebelumnya bahkan mereka juga sudah disumpahpocong sebelum menjadi ranger bahwa jika di kemudian hari ada yang melanggar, mangkir dari tanggung jawab harus mendapat hukuman. Tak berat sebenarnya, mungkin, mereka hanya dilarang berpacaran ataupun dekat dengan lawan jenis selama lima tahun. Hukuman yang akan membawa mereka ke status baru, perjaka tua.
Tanpa mereka semua sadari ternyata sudah banyak orang berkumpul di sekitar mereka dan menyaksikan apa yang terjadi. Tak ingin ada kesalahpahaman dan juga untuk pelajaran, Ranger Pink pun mulai bicara.
"Untuk adik-adik semua, jangan pernah meniru perbuatan mereka. Belajar dan sekolahlah yang rajin, lakukan tugas kalian sebagai pelajar dan jadilah anak yang manis. Ingatlah orang tua kalian yang sudah mati-matian membiayai sekolah kalian jadi jangan sekali kali berpikir untuk membolos apalagi melakukan hal-hal yang merugikan."
"Baik!" jawab anak-anak itu serempak.
"Terimakasih Ranger Pink," kata para orang tua.
Ranger Pink dan Ranger Merah mengangguk mantap. Setelah saling berpandangan mereka pun sepakat.
"Berubah!"
***
Untuk para rangers juga anak canting, "Mari terus selamatkan dunia!"
GO...GO POWER RANGERS!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H