"Kenapa?"
"Kamu nggak tahu siapa aku. Ada satu hal yang kamu nggak tahu dan aku nggak bisa mengatakan padamu."
"Apa kamu sedang mencari alasan?"
"Nggak. Aku..." Nita tak melanjutkan katanya.
"Sudahlah, kamu memang nggak pernah ngerti perasaanku."
Doni berdiri dan langsung meninggalkan Nita. Bukan tidak mau tapi Nita tak bisa mencegahnya. Biarlah Doni membencinya daripada dia harus menderita, batinnya berkata.
"Kamu nggak papa?"
Tanpa Nita sadari seseorang tiba-tiba sudah muncul di sampingnya. Seseorang yang dikenalnya. Ditatapnya laki-laki itu sebentar sebelum kembali menatap kursi kosong di depannya.
"Aku tahu ini berat tapi kamu pasti bisa. Semua juga demi kebaikannya. Pengorbananmu tidak akan sia-sia."
"Aku tahu tapi kadang begitu sulit. Makasih ya sudah mengingatkan."
Laki-laki itu tersenyum sambil mengelus-elus kepalanya yang gundul.