Mohon tunggu...
Rina Sakina
Rina Sakina Mohon Tunggu... Mahasiswa - خير الناس أنفعهم للناس🌹

Mahasiswi UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Jurusan Bahasa dan Sastra Arab.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Wajarkah Anak Korban Perceraian Sulit Menerima Keluarga Barunya?

18 Mei 2022   21:14 Diperbarui: 16 Januari 2023   01:42 825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ya, mungkin salah satu akibat dari perceraian mereka tidak lain, karena posisi kedua orangtuanya yang jarang sekali menghabiskan waktu bersama. Mereka memilih untuk bekerja di masing-masing tempat kerjanya, sehingga waktu bersama mereka hanya sebatas malam hari yang mana itu pun menurut saudaraku terbilang cukup singkat, tuturnya kembali.

Apakah saudaraku ini tau faktor utama perceraian kedua orangtuanya? Tentu, jelas, jangan diragukan, bahkan saudaraku ino sampai pindah saat masih kelas 3 SD ke kampung halaman mamahnya, yang tidak lain adalah ke rumah neneknya, dan pada saat itu pula dia sudah mengerti artinya perceraian (ibu dan bapaknya berpisah).

Karena saya akui juga sii saudaraku ini memang cukup cerdas saat dia masih kelas 1 sd pun, baik dalam hal pelajaran maupun dalam tangkapan arti suatu hal. Bahkan dia sudah mahir membaca loh, sama berhitung, hiks, yah mungkin itu sudah jalan utama taqdir alasan kedua orangtuanya bisa bercerai yaa.

Kedua, "perubahan emosional yang drastis dari seorang figur Ayah kandung". Wah, Siapa nih yang gak akan sakit hati ketika seorang ayah kandung, yang sudah kita anggap sebagai cinta pertama bagi anak perempuannya tiba-tiba berubah menjadi seseorang yang ternyata selalu berkata kasar, dan melontarkan kata-kata yang tidak pantas diucapkan apalagi kepada seorang anak?

Saudaraku mengatakan, "Ayahku yang dulu saya kenal begitu pengertian, perhatian, bahkan menyayangi saya sepenuh hati dengan sikap lembut dan tutur katanya yang baik, tiba-tiba 180% berubah menjadi sosok yang kasar, pemarah, dan sering melontarkan hal² yang membuat saya sakit hati", ucapnya kala itu sambil menangis kepada saya.. huhu, sedih aku pun jadinya.

Saudaraku ini tidak tahu katanya, sejak kapan Ayahnya berubah seperti itu. Entah sejak dia mulai mesantren, sehingga jarang berkomunikasi yaa, wajar, mungkin itulah yang menjadi salah satu faktor penyebab Ayahnya berubah. 

Btw, saudaraku ini bahkan pernah kabur untuk pertama kalinya dari rumah Ayah kandungnya, loh kenapa? Ya, di antaranya karena ia sudah tidak kuat dengan ucapan dan kata-katanya yang semakin hari semakin tidak pantas untuk didengarkan.

Saat itu, saudaraku mendapatkan beasiswa. Ya di sana ia mendapatkan fasilitas tempat tinggal yang memadai dan jaraknya cukup dekat dengan kampusnya menimba ilmu. Awalnya Ayah kandungnya senang, karena ia akhirnya mendapatkan beasiswa untuk yang kedua kalinya setelah bantuan penurunan UKT di awal kuliah. 

Nah, pada saat itu, kondisinya itu sudah menjaga jarak dengan ibu tirinya walaupun memang benar adannya tidak semua ibu tiri itu jahat. Karena saya pribadi pun sebagai saudaranya dapat merasakan ketulusan dari caranya memperhatikan dan menyayangi saudara saya selama ini.

Sebetulnya saudaraku ini tidak terlalu dekat juga dengan Ibu kandungnya, karena saat itu prinsipnya adalah tidak membuat salah satu pihak bertengkar kembali akibatnya. Namun semuanya ternyata makin rumit, dan membuatnya semakin sulit untuk menjalani hidup. Akhirnya yah ia pun kembali ngeluh dan berkata, "Saya pantas disebut Anak Durhaka".

"Ya Allah, Sesungguhnya Engkau Yang Paling Tahu Tentang Diriku, Bimbinglah Selalu Aku Agar Aku Tidak Salah Mengambil Langkah, Terutama Yang Berkaitan Dengan Sebuah Keluarga", ucapnya sambil menangis kepadaku, tentu aku pun kembali menyemangatinya dan begitu berhati² agar tidak salah ucap ya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun