PESAN IBU:
Pdt. Rinaldy Damanik - file's
"Kamu tidak berhak dipuji Â
kalau kamu tidak bisa Â
menerima kritik"
Amsal  13:18b "siapa mengindahkan teguran, ia dihormati."
Amsal  15:5b "siapa mengindahkan teguran adalah bijak."
Saudara-saudara yang dikasihi oleh Tuhan.
Seorang  aktor yang bernama: Halle Berry, menyatakan bahwa ia masih ingat pesan  Ibunya yang mengatakan: "kamu tidak berhak dipuji kalau kamu tidak bisa  menerima kritikan." Kalimat ini disampaikan ketika ia mendapat piala  Razzie Award.
Razzie Award adalah penghargaan yang diberikan kepada  mereka yang dinilai aktingnya paling buruk. Gelar pemain terburuk ini  didapatkan Halle setelah memainkan perannya di film 'Cat Woman'. Halle  adalah orang yang pertama kali langsung datang ke tempat pemberian  penghargaan pemain terburuk tersebut. Tidak ada aktor dan artis lain  sebelumnya yang sanggup datang, mereka hanya menyampaikan pesannya  melalui video.
Pada saat itu, Halle menyampaikan sambutannya:: "Saya  menerima penghargaan ini dengan tulus. Saya menganggap ini sebagai  kritik bagi saya untuk tampil lebih baik di film-film saya berikutnya.  Saya masih ingat pesan ibu saya bahwa... 'Kamu tidak berhak dipuji kalau  kamu tidak bisa menerima kritikan'." Tepukan tangan sambil berdiri  sebagai bentuk ketakjuban dari para hadirin sangat memeriahkan malam  itu. Ya, sangat sedikit orang yang sanggup menerima kritikan seperti  Halle.
Kritikan mempunyai makna yang sama dengan teguran. Jauh, berabad-abad sebelum Halle Berry, Amsal Salomo telah menyatakan:
Amsal  13:18b "siapa mengindahkan teguran, ia dihormati."
Amsal  15:5b "siapa mengindahkan teguran adalah bijak."
Nah, sekarang, apa arti teguran atau kritik bagi kita? Apakah itu musibah buruk? Apakah itu simbol kehancuran diri?
Ada  berbagai bentuk teguran atau kritik. Dapat berupa nasehat, sindiran,  guyonan, atau cacian pedas. Wajar saja jika ada orang yang tidak suka  ditegur. Bagaimanapun, akan lebih menyenangkan jika kita mendapatkan  pujian daripada kritik.
Tapi siapa yang bisa menjamin bahwa kita bisa  aman dari kritik? Di dunia ini lebih banyak orang yang suka mengkritik,  daripada dikritik. Gemar melakukan teguran daripada ditegur. Lebih  senang menasehati daripada dinasehati.
Bagi penggemar sepak bola,  pasti sering mengamati komentar atau kritik pedas dari para komentator  bola. Padahal belum tentu mereka mampu jika disuruh memainkan bola di  lapangan. Demikian pula dengan para pengamat politik, ekonomi, dll.  Mereka ramai-ramai berkomentar kepada publik melalui media cetak dan  elektronik, seolah-olah pernyataan merekalah yang paling benar.
Namun  bukan itu permasalahannya! Seandainya kita mendapatkan kritikan, yang  sakitnya melebihi pukulan, apa yang harus kita lakukan? Mungkinkah kita  menghadapinya dengan tenang? Mengapa tidak ! Kita mempunyai wewenang  penuh untuk mengontrol perasaan kita. Kita yang harus mengontrol  perasaan kita, bukan perasaan kita yang mengontrol kita.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan. Ada beberapa catatan penting yang berkaitan dengan kritik:
Pertama,  tidak sedikit orang yang jatuh hanya gara-gara kritik, walaupun tidak  semua kritik itu benar dan tidak semua kritik perlu ditanggapi. Dari  sisi positif, kritik menunjukkan adanya yang "masih peduli" kepada kita,  atau masih "memperhitungkan" kita. Coba perhatikan  perusahaan-perusahaan besar yang harus membayar mahal berbagai survey  untuk mengetahui kelemahannya. Demikian pula para calon pemimpin  pemerintahan, ketika akan menghadapi pemilihan kepala negara atau kepala  daerah, mereka harus melakukan survey untuk mengetahui kelebihan dan  kekurangannya; dan survey itu harus dibayar dengan mahal. Bayangkan jika  kita harus melakukan hal yang sama, mengeluarkan banyak uang hanya  untuk mengetahui kekurangan diri kita.
Teguran atau kritik,  merupakan peluang untuk koreksi diri. Tentu saja akan lebih menyenangkan  jika kita mengetahui secara langsung kekurangan kita, daripada sekadar  menerima dampaknya, seperti dikucilkan misalnya atau tidak dipedulikan  oleh orang lain.
Kedua, kita bisa belajar dari mereka dan melakukan  koreksi terhadap diri kita. Bisa jadi kritik yang disampaikan benar  adanya. Jika perlu, justru carilah orang yang mau memberikan kritik atau  teguran, sekaligus saran kepada kita. Toh kita tidak akan menjadi  rendah dengan hal itu. Justru sebaliknya, pendapat orang bisa jadi  membuka persepsi, wawasan, maupun paradigma baru yang mendukung kita.
Ketiga,  tanggapi kritik dengan bijak. Kita tidak perlu marah atau dendam  terhadap orang yang melakukan kritik terhadap kita. Toh menyampaikan  pendapat adalah hak semua orang. Nikmatilah apapun yang mereka  sampaikan. Tidak ada ruginya untuk ringan dalam mema'afkan seseorang.  Anggaplah semua itu untuk perbaikan yang menguntungkan kita. Jangan  pernah membalas kritik dengan kritik. Karena hal ini hanya akan membuat  perdebatan, menguras tenaga dan pikiran, dan ... tidak ada gunanya...!
Keempat,  kritik bisa melatih mental kita agar bisa tegar menghadapi ujian yang  lebih hebat di kemudian hari. Singkatnya, kita memang hanya layak dipuji  jika sudah berani menerima kritikan. Meskipun tidak mudah, mari kita  asah terus kerelaan dan keberanian untuk menghadapi dan menikmati  kritik.
Teguran dapat menjadi sarana Tuhan untuk membentuk kita.  Kritik bisa mencegah kita terjerumus ke dalam kesalahan. Menurut Amsal,  orang yang terhormat adalah mereka yang tidak alergi terhadap kritik.  Mengabaikan kritik sama saja dengan mengabaikan didikan. Bahkan, kritik  yang keras bisa jadi adalah bentuk kasih terbaik dari seseorang kepada  kita. Sahabat sejati adalah sahabat yang berani memberikan kritik dan  rela menerima kritik.
Pujian dan apresiasi hanya akan datang apabila  kita sudah melakukan sesuatu yang berharga. Karena itu, tanggapilah  setiap teguran dengan lapang dada. Sebab, sekali lagi, Amsal Salomo  mengingatkan bahwa orang yang mengindahkan teguran adalah orang bijak  dan layak dihormati. Amin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H