Mohon tunggu...
Rinaldy Damanik
Rinaldy Damanik Mohon Tunggu... Human Resources - Laki-laki

Pendeta Gereja Kristen Sulawesi Tengah Alumni Program Pasca Sarjana Universitas Kristen Satya Wacana Anggota Dewan Federasi KontraS

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pesan Ibu

10 Juli 2017   11:36 Diperbarui: 10 Juli 2017   11:59 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Teguran atau kritik,  merupakan peluang untuk koreksi diri. Tentu saja akan lebih menyenangkan  jika kita mengetahui secara langsung kekurangan kita, daripada sekadar  menerima dampaknya, seperti dikucilkan misalnya atau tidak dipedulikan  oleh orang lain.

Kedua, kita bisa belajar dari mereka dan melakukan  koreksi terhadap diri kita. Bisa jadi kritik yang disampaikan benar  adanya. Jika perlu, justru carilah orang yang mau memberikan kritik atau  teguran, sekaligus saran kepada kita. Toh kita tidak akan menjadi  rendah dengan hal itu. Justru sebaliknya, pendapat orang bisa jadi  membuka persepsi, wawasan, maupun paradigma baru yang mendukung kita.

Ketiga,  tanggapi kritik dengan bijak. Kita tidak perlu marah atau dendam  terhadap orang yang melakukan kritik terhadap kita. Toh menyampaikan  pendapat adalah hak semua orang. Nikmatilah apapun yang mereka  sampaikan. Tidak ada ruginya untuk ringan dalam mema'afkan seseorang.  Anggaplah semua itu untuk perbaikan yang menguntungkan kita. Jangan  pernah membalas kritik dengan kritik. Karena hal ini hanya akan membuat  perdebatan, menguras tenaga dan pikiran, dan ... tidak ada gunanya...!

Keempat,  kritik bisa melatih mental kita agar bisa tegar menghadapi ujian yang  lebih hebat di kemudian hari. Singkatnya, kita memang hanya layak dipuji  jika sudah berani menerima kritikan. Meskipun tidak mudah, mari kita  asah terus kerelaan dan keberanian untuk menghadapi dan menikmati  kritik.

Teguran dapat menjadi sarana Tuhan untuk membentuk kita.  Kritik bisa mencegah kita terjerumus ke dalam kesalahan. Menurut Amsal,  orang yang terhormat adalah mereka yang tidak alergi terhadap kritik.  Mengabaikan kritik sama saja dengan mengabaikan didikan. Bahkan, kritik  yang keras bisa jadi adalah bentuk kasih terbaik dari seseorang kepada  kita. Sahabat sejati adalah sahabat yang berani memberikan kritik dan  rela menerima kritik.

Pujian dan apresiasi hanya akan datang apabila  kita sudah melakukan sesuatu yang berharga. Karena itu, tanggapilah  setiap teguran dengan lapang dada. Sebab, sekali lagi, Amsal Salomo  mengingatkan bahwa orang yang mengindahkan teguran adalah orang bijak  dan layak dihormati. Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun