Mohon tunggu...
Rinaldi Syahputra Rambe
Rinaldi Syahputra Rambe Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan Perpustakaan Bank Indonesia Sibolga

Anak desa, suka membaca, menulis dan berkebun. Penulis buku "Etnis Angkola Mandailing : Mengintegrasikan Nilai-nilai Kearifan Lokal dan Realitas Masa Kini". Penerima penghargaan Nugra Jasa Dharma Pustaloka 2023 dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas).

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Bikin Kecanduan Hingga Masuk Rumah Sakit Jiwa, Stop Penggunaan Gawai Berlebihan pada Anak!

23 Mei 2023   15:47 Diperbarui: 23 Mei 2023   19:05 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Thinkstockphotos)

Keempat, banyaknya konten dan fitur menarik.  Gawai menyediakan fitur dan konten yang menarik menjadi daya tarik tersendiri. Misalnya, seperti permainan, video, dan aplikasi. Anak-anak tertarik dengan kegiatan ini dan cenderung menggunakan berulang-ulang. Bahkan pada tahap kecanduan anak merasa tidak memerlukan orang lain untuk menghiburnya. Singkatnya interaksinya dengan gawai sudah cukup membuat ia senang.

Kelima, kurangnya pengawasan dan pembatasan. Jika tidak ada pengawasan dari orang tua anak-anak akan cenderung menggunakan gawai terus menerus.

Ilustrasi anak main gawai.  Foto: CNN Indonesia (Deddy Sinaga)
Ilustrasi anak main gawai.  Foto: CNN Indonesia (Deddy Sinaga)

Dalam jangka panjang bila kondisi ini dibiarkan akan mengancam generasi kita. Fenomena anak-anak kecanduan gawai sebenarnya sudah cukup lama terjadi. Banyak kajian dan penelitian yang menunjukkan bahwa gawai telah merusak anak-anak.

Dampak dari kecanduan gawai pada anak-anak sangat merugikan. Mereka mengalami gangguan tidur, penurunan prestasi akademik, isolasi sosial, dan masalah kesehatan mental yang serius. 

Beberapa kasus bahkan mencapai titik di mana anak-anak harus dirawat di rumah sakit jiwa untuk mendapatkan perawatan yang dibutuhkan.

Melansir dari detik.com pada tahun 2021 RSJ Cisarua telah melakukan rehabilitasi terhadap ratusan anak yang mengalami kecanduan berat terhadap gawai. Tingkat kecanduan yang tinggi bahkan sampai mengakibatkan gangguan jiwa. Kasus yang sama juga terjadi di kalimantan.

Selain itu, di Bondowoso, Jawa Timur, ada dua anak yang mengalami kasus yang lebih parah. Kondisinya sampai ingin membunuh orangtuanya yang melarang menggunakan gawai.

Untuk mengatasi darurat ini, langkah-langkah tegas dan kolaboratif harus diambil oleh para orang tua, pendidik, dan masyarakat secara keseluruhan. Orang tua perlu terlibat secara aktif dalam pengawasan dan pengaturan penggunaan gawai anak-anak mereka.

Pendidik harus memperkenalkan program pendidikan tentang penggunaan yang sehat dan bertanggung jawab terhadap teknologi digital termasuk didalamnya penggunaan gawai.

Selain itu, perlu ada upaya bersama dari pemerintah, lembaga kesehatan, dan industri teknologi untuk mengatur penggunaan gawai anak-anak. Kebijakan dan regulasi yang ketat harus diterapkan untuk melindungi anak-anak dari konten yang tidak pantas dan membatasi waktu layar mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun