Kondisi kemanusiaan di Rakhine State, Myanmar, sangat sulit. Pengungsi Rohingya menghadapi kondisi hidup yang sangat buruk, termasuk kekurangan makanan, air bersih, perumahan, dan layanan kesehatan. Krisis kemanusiaan ini memicu keinginan untuk mencari perlindungan di negara-negara tetangga.
4. Tekanan Ekonomi:
 Keterbatasan akses suku Rohingya terhadap pekerjaan dan sumber daya ekonomi di Myanmar memicu tekanan ekonomi yang tinggi. Kondisi ini mendorong beberapa individu untuk mencari kehidupan yang lebih baik di negara-negara lain.
5. Tidak Ada Kewarganegaraan:
  Fakta bahwa suku Rohingya tidak diakui sebagai warga negara Myanmar membuat mereka terlantar tanpa hak dan perlindungan negara. Hal ini menciptakan kebutuhan untuk mencari suaka di tempat lain.
Mengapa Rohingya di Usir Dari Negara Myanmar?
Pengusiran dan perlakuan tidak manusiawi terhadap suku Rohingya di Myanmar berkaitan erat dengan faktor-faktor sejarah, politik, dan agama. Meskipun situasinya kompleks dan multi-faktor, beberapa faktor yang dapat diidentifikasi termasuk:
1. Kebijakan Diskriminatif: Pemerintah Myanmar memberlakukan kebijakan-kebijakan diskriminatif terhadap suku Rohingya. Mereka tidak diakui sebagai warga negara dan dikenai berbagai batasan dalam hal hak-hak dasar seperti pendidikan, pekerjaan, dan kebebasan beragama. Banyak di antara mereka hidup dalam kondisi tanpa kewarganegaraan atau hak-hak dasar yang diakui.
2.Ketegangan Etnis dan Agama: Myanmar telah mengalami ketegangan etnis dan agama selama beberapa dekade. Konflik antara kelompok etnis dan agama yang berbeda, terutama antara kelompok Buddhisme mayoritas dan suku Rohingya yang mayoritas muslim, telah menciptakan kondisi sulit bagi suku Rohingya.
3.Kekerasan oleh Militer Myanmar: Militer Myanmar telah terlibat dalam serangkaian kekerasan dan operasi militer di wilayah Rakhine State, tempat sebagian besar suku Rohingya tinggal. Operasi militer ini mencakup pembunuhan massal, pemerkosaan, dan pembakaran desa. Kekerasan ini menjadi salah satu penyebab utama pengungsian besar-besaran suku Rohingya.
4.Kelompok Ekstremis Buddhisme: Beberapa kelompok ekstremis Buddhis di Myanmar telah memainkan peran dalam memprovokasi dan memperburuk ketegangan antaragama. Retorika anti-Rohingya dan kebijakan segregasi yang diterapkan oleh sebagian masyarakat juga berkontribusi pada pengusiran suku Rohingya.