Dalam hal ini, otak manusia adalah sebagai “sumber energi” untuk menggerakkan gir kecil, gir kecil menggerakkan gir sedang, dan gir sedang menggerakkan gir besar (ketiga gir adalah “sistem lain” dalam bumi). Dalam pergerakkan inipun juga harus ada “komunikasi” yang baik dan benar antara manusia dengan apa yang digerakkannya yaitu sistem bumi. Karena jika tidak ada komunikasi yang baik dan benar, maka yang terjadi adalah kehancuran salah satu atau lebih komponen yang berakibat pada hancurnya komponen lain (itulah sebuah sistem, rusak satu, maka yang lain akan kena imbasnya). Jadi, kita sebagai “penggerak” dari gir-gir tersebut harus berkomunikasi dengan gir-gir tersebut supaya pergerakkannya menjadi mulus dan indah.
* Lantas, bagaimana untuk berkomunikasi dengan bumi?
Sederhana, sama halnya jika kita ingin berkomunikasi dengan manusia lainnya, yang diperlukan hanyalah kesamaan bahasa. Dan indahnya, tadi kita sudah sama-sama membahas tentang “bahasa” yang dipergunakan bumi untuk “berkomunikasi”. Ya, frekuensi, kita dapat “berkomunikasi dengan bumi” melalui frekuensi, karena itulah “bahasa” yang “dipahami oleh bumi”. Posisikan frekuensi otak saudara sama dengan frekuensi “otak bumi”. Tentang caranya, carilah hikmah saudara sendiri berdasarkan ilmu yang telah Allah ajarkan kepada saudara, dan semoga keempat gelombang yang saya terakan diawal note ini dapat membantu saudara menemukan hikmah saudara. Amien.
Ada tertulis:
“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.” [lukas 11:9]
“…Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku,…” [QS. Al Baqarah, 2:186]
“Sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Mendengar doa.” [QS. Ibrahim, 14:39]
"Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu…” [QS. Al Mu’min, 40:60]
“Berdoalah kepada Allah, dan yakinlah doa kalian dikabulkan…” [Muhammad SAW]
“Siapa yang mengenal dirinya, ia akan mengenal Tuhannya.” [Muhammad SAW]
Semoga sedikit uraian di atas dapat membantu untuk menemukan hikmah masing-masing dari kita, dan semoga hikmah masing-masing dari kita adalah hikmah yang sama seperti hikmah orang-orang yang dahulu telah Allah beri nikmat kepada mereka; bukan (hikmah) mereka yang dimurkai dan bukan (pula hikmah) mereka yang sesat. Amien
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H