Mohon tunggu...
Rina Saputri
Rina Saputri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam 45 Kota bekasi

Fakultas Agama Islam program Studi Pendidikan Agama islam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Iman Islam dan Ihsan

15 April 2021   00:12 Diperbarui: 15 April 2021   00:48 15548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

NAMA : RINA SAPUTRI

A.Pendahuluan.

Sebagai seorang menusia kita pasti menginginkan kehidupan yang tenang dan bahagia untuk mencapai keinginan itu kita pasti membutuhkan tuntutan dalam menjalankan hidup, yaitu agama. Dengan agama hidup kita akan lebih terarah karena kita senantiasa dituntut untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Dalam mendalami agama kita juga membutuhkan sebuah keyakinan karena kita mempelajari hal yang ghaib. Dengan hal tersebut mendorong kita untuk selalu berbuat baik.

Dalam agama Islam kita mengenai konsep Iman dan Ihsan. Kedudukan ihsan dalam kehidupan merupakan hal yang penting. Kadang kala kita sebagai seorang muslim yang sudah diberikan tuntunan masih saja melakukan hal-hal yang tidak baik. Ini diakibatkan karena tingkat keimanan yang tidak stabil. Kita tahu bahw ihsan merupakan realisasi dari iman. Oleh karena itu kita harus mengetahui bagaimana kaitan antara iman,islam dan ihsan. Karena dari tiga konsep diatas merupakan kunci untuk mencapai suatu kehidupan yang bahagia.

B. Pembahasan

a. Islam 

1) Pengertian islam Islam 

memiliki makna dasar penyerahan diri secara total kepada Allah SWt. kata     Islam pula yang dijadikan sebagai nama resmi agama yang paling sempurna penurunanya untuk manusia pada masa Nabi Muhammad SAW. sebagai salah satu simbol penyerahan diri, kaum muslimin diwajibkan melaksanakan ibadah shalat dengan makna dasar sebagai doa atau permohonan kebahagiaan kehidupan dunia maupun akhirat. 

Dengan memasuki islam seseorang akan selamat, damai dan sentosa dalam kehidupan yang seimbang baik lahir maupun bathin, baik dunia maupun akhirat. Islam memang memiliki makna , suatu agama yang diturunkan oleh Allah SWT kepada segenap para Nabi dan Rasul-Nya. Allah juga menegaskan, bahwa siapapun yang memeluk agama selain agama islam tidak akan diterima. 

Karena itu tentulah para Nabi membawa dan memeluk agama ini, karena memang islam diperuntukkan bagi segenap manusia. Para Nabi dan Rasul Allah, selain membawa ajaran pokok yaitu akidah, mereka juga membawa ajaran pokok yang lain yaitu syariah. Syariah ini sumbernya langsung dari Allah SWT, yang disampaikan Allah kepada manusia melalui Rasul-Nya.

Al qur'an menginformasikan bahwa syariah datang kepada para Rasul Allah memiliki kesamaan tujuannya, diantaranya:

a) Memelihara agama

b) Memelihara diri

c) Memelihara akal

d) Memelihara keturunan, kehormatan dan Nasab

e) Memelihara Harta

Menurut Prof. H. Mahmud Yunus yang dikutip oleh Abdullah Karim, bahwasannya ada lima prinsip dalam agama islam, yaitu :

1. Islam mengajak orang-orang yang berakal untuk meyakini wujud dan ke-Esaan Allah SWT. akan tetapi bukan membabi buta, bahkan menyuruh mereka memperhatikan alam, menggunakan akal sehat dan kembali memikirkan keteraturan alam yang berlaku bukan karena kebetulan, namun ada yang menciptakan dan mengaturnya yaitu Allah SWT.

2. Islam mengajak manusia membenarkan keRasulan Muhammad SAW. dalam hal ini, Islam mengunakan argumentasi berupa hal yang menyalahi kebiasaan, Informasinya tak terbantahkan, berupa al Qur'an yang gaya bahasanya tidak dapat ditandingi oleh orang-orang Arab. Al Qur'an tersebut disampaikan oleh seorang pilihan Allah yang tidak pernah bersekolah dan membaca kitab apapun.

3. Islam mengajarkan akan adanya Sunnatullah ( hukum alam dan hukum kemasyarakatan) yang tidak akan pernah berubah sampai sepanjang zaman.

4. Islam mengajarkan santun terhadap orang yang berbeda akidah, tidak memisahkan antara seorang ayah dan anak laki-lakinya, antara seorang ibu dan anak perempuannya. Mereka tetap harus dipergauli dengan cara yang baik, selama tidak menyuruh kepada perbuatan maksiat terhadap Allah SWT.

5. Islam mengajarkan untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat sehingga dengan mempersiapkan diri untuk menjadi orang yang bertakwa.

2). Islam adalah agama yang paling diridhoi Allah dan sebagai agama yang bener ajarannya, dikuatkan dengan alasan dan bukti sebagai berikut:

1. Jelas asal-usulnya yaitu sebagai agama wahyu yang terakhir.

2. Dibawakan oleh nabi terakhir Muhammad SAW.

3. Diterangkan dalam kitab sucinya yaitu Al-quran

4. Ajarannya tidak bertentangan dengan fitrah manusia.

5. Mengatur segala aspek kehidupan manusia dan dapat diamankan secara praktis oleh pemeluknya

3). Karakteristik Islam :

1. Ajarannya sederhana, rasional dan praktis

2. kesatuan antara kebendaan dan kerohanian

3. Islam memberi pentunjuk dalam segala segi kehidupan

4. Keuniversalan dan kemanusiaan

5. keseimbangan antara individu dan juga masyarakat

6. ketetapan dan perubahan (membuka ruang ijtihad)

7. Al-quran sebagai pedoman, terjamin kesucian dan kemurniannya. Agama islam mengatur segala aspek kehidupan manusia baik ibadah, sosial hukum, ekonomi, politik dan lain-lain yang menjadi pedoman hidup seluruh umat manusiaa agar tercapai kehidupan yang diridhoi Allah SWT.

4). Secar garis besar, aspek tersebut terdiri dari 3 hal yaitu:

1. Aqidah, merupakan fondasi dari agama islm yang sifat ajarannya pasti, mutlak kebenarannya, terperinci dan monoteistis yang intinya adalah mengesakan Allah SWT.

2. Syariah, secara bahasa berarti"jalan yang harus dilalui". Sedangkan menurut istilah adalah ketentuan Allah yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam sekitarnya, Syariah terbagi menjadi 2 yaitu :

a. Ibadah ialah hubungan manusia dengan Allah SWT. Ibadah sendiri terbagi menjadi 2 macam yaitu Mahmudah dan Ghoiru Mahmudah

b. Muamalah adalah aturan tentang hubungan manusia dengan manusia dalam rangka memenuhi kepentingan hidupnya.

3. Akhlak, menurut bahasa berarti"perbuatan spontan". Sedangkan menurut istilah adalah aturan tentang perilaku lahir dan bathin yang membedakan antara yang hal terpuji dan hal tercela, Akhlak yang bener menurut islam adalah yang dilandasi iman karena akhlak merupakan realisasi dari iman seseorng, secara garis besar akhlak mencakup manusia kepada Allah, diri sendiri, sesama manusia, maupun terhadap Alam sekitar

5). Rukun islam yang harus kita diketahui ada 5 yaitu diantaranya:

1. syahadat

2. sholat

3. puasa

4. zakat

5. haji

b. Iman

1) Pengertian Iman 

Menurut bahasa iman berarti tashdiq, yang artinya membenarkan. Menurut istilah, iman merupakan membenarkan Rasulullah SAW berkenaan dengan semua yang disampaikannya dari Allah SWT; pembenaran yang didalamnya mengandung unsur qabul, mahabbah, dan amal. 

Ketika mengartiakan sebuah iman, az Zajjaj berkata, iman merupakan menammpak ketundukkan dan penerimaan terhadap syariat dan apa yang dibwa oleh Nabi Muhammad SAW, serta meyakini dan membenarkannya dengan hati. Siapapun yang memiliki sifat ini, sejatinya ia adalah mukmin yang tidak ada keraguan padanya. 

Kalau iman dalam bentuk pertama, yakni pembenaran dalam hati dan pengucapan dengan lisan, maka tidak akan ada konsep iman makin bertambah dan iman makin berkurang. Akan tetepi, pengertian iman yang kedua ialah amal shaleh, akan terdapat konsep bahwa iman makin bertmbah dengan banyaknya amala shaleh dan ketaatan kepada Allah SWT, sedangkan iman semakin berkurang dengan berkurangnya amal shaleh dan makin bertambahnya kemaksiatan yang diperbuatnya. Sehingga para kaum salaf mengartikan iman yaitu:

Artinya: pengetahuan tentang Tuhan dengan hati, pengakuan dengan lisan dan perbuatan dengan anggota badan.

Syarat bagi pelaku rukun islam, didalam hatinya harus terdapat iman terlebih dahulu. Bila tidak ada iman, maka akan sia-sia perbuatannya, jadi sebelum melakukan rukun islam, seseorang harus memenuhi rukun iman terlebih dahulu. Dengan kata lain, orang yang mukmin mesti muslim, namun orang yang muslim belum tentu mukmin. Bahkan al juwaini juga mengatakan bahwasannya iman pasti islam, tetapi islam tidak mesti iman.

2) tahap-tahap Iman

Iman Taqliq

Iman kepada Allah dan mengenaliNya dengan hanya mendengar kabar dari orang lain dan mengikuti kata-kata orang lain tentang wujudnya Allah. Ini adalah peringkat iman yang lemah.

Iman Ahli Ilmu Atau Iman Para Ulama

Iman kepada Allah dan mengenaliNya dengan berfikir tentang kejadian alam ini dan mengemukakan bukti (dalil) dan ada bukti akal (dalil aqli) atau bukti Al-quran dan hadist (dalil naqli).

Iman Nabi-Nabi dan Rasul

Iman kepada Allah dan mengenalNya dengan hujah dan bukti. Iman mereka yang paling sempurna dan tinggi karena mereka senantiasa kukuh dan takut melanggar perintah Allah. Mereka tidak melakukan dosa dan mereka terpelihara dari melakukan dosa.

3) Ada 6 rukun iman yang harus kita ketahui yaitu:

1. Iman kepada Allah swt

2. Iman kepada malaikat Allah

3. Iman kepada kitab Allah

4. Iman kepada RasulNya

5. Iman kepada Hari kiamat

6. Iman kepada Qada dan Qadar

4). Iman terdiri dari 3 tingkatan yaitu:

1. Tingkatan mengenal

Pada tingkatan pertama ini seseorang baru mengenal sesuatu yang diimani

2. Tingkat kesadaran

Pada tingkatan kedua ini iman seseorang sudah lebih tinggi karena sesuatu yang diimani disadari oleh alasan-alasan tertentu.

3. Tingkat Haqqul Yaqin.

Tingkat ini adalah tingkat iman yang tertinggi, seseorang mengimani sesuatu tidak hanya mengetahui dengan alasan-alasan tertentu, tetapi di barengi dengan ketaatan dan berserah diri kepada Allah swt.

5) Kriteria orang beriman 

Dalam sebuah kehidupan manusia pasti mengalami gesekan antar sesama manusia, namun gesekan tersebut akan menjadi sebuah nilai pelajran atau rotasi kehidupan antar sesama. Semua itu akan bernilai jikalai keimanan masih dalam jiwa kita. Oleh karena itu baik buruknya suatu perbuatan yang ada didalam diri manusia tergantung amalnya sendiri. Adapun Kriteria bahwa orang-orang yang beriman itu :

1. Mereka yang apabila diingatkan akan hukum-hukum Allah SWT maka bergetar hatinya dengan rasa takut.

2. Mereka yang apabila kepada mereka dibacakan ayat-ayat Allah SWT maka bertambhlah keimanan dihatinya.

3. Mereka yang tawakkal kepada Allah SWT

4. Mereka yang mendirikan shalat dan menafkahkan harta dengan baik

5. Mereka yang hanya beribadah karena Allah SWT

6. Mereka yang mampu menegakkan hak dan kewajiban, serta tidak merugikan hak orang lain

7. Mereka mengimani Allah SWT dan Rasul-Nya tanpa ragu

8. Mereka yang jihad fi sabilillah dengan harta dan jiwa mereka.

c. Ihsan 

1) Pengertian ihsan Ihsan berasal dari bahasa arab yang artinya terbaik, maknanya adalah suatu perbuatan yang ia percaya bahwa setiap pekerjaan yang dikerjakan pasti dilihat oleh Allah SWT meskipun ia tidak bisa melihat Allah. Jadi, ia melakukan pekerjaan yang terbaik dalam setiap yang dikerjakannya. Ihsan menurut ensiklopedia hokum islam secara harfiah berarti membaikkan, membaguskan, berbuat baik, berbuat kebajikan, berupaya berbuat baik. Sedangkan Ali bin Muhammad As-Sayyid As-Sarif-Jurjani, menyebutkan bahwa ihsan adalah implementasi ibadah atas dasar penyaksian terhadap hadirat rubiyah (hadirat ke-Tuhanan) dengan mata hati. Menurut Ragib al-Ishfahani dalam Shihab ihsan digunakan untuk dua hal. Pertama, memberi nikmat kepada pihak lain. Kedua, perbuatan baik.

Terdapat sebuah hadist yang didalamnya membicarakan tentang iman, islam, dan ihsan yang ditanyakan oleh seorang pemuda kepada Nabi Muhammad SAW. Hadist tersebut diriwayatkan oleh muslim :

"bertanya seorang lelaki: beritahu aku tentang ihsan, nabi Muhammad bersabda: ihsan adalah engkau menyembah Allah seakan engkau melihat-Nya, maka bila engkau tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Allah melihatmu." (H.R Muslim).

Dapat dikatakan bahwa ihsan adalah tingkatan keimanan seseorang yang lebih tinggi dari iman dan islam. Dikatakan demikian, karena ketika ia sedang beribadah seolah-olah ia sedang dilihat oelh Allah SWT meskipun ia sendiri tidak dapat melihatNya. Seolah-olah yang dikerjakannya dipantau oleh Allah. Contoh saja dalam kehidupan sehari-hari misalnya, ketika kita sedang ujian, kita tidak akan menyontek karena kita merasa oleh pengawas, meskipun pengawas sedang keluar ruangan kita tidak akan berani untuk menyontek karena kita tahu akan ada pengawas yang mengawasi kita entah itu diruangannya atau diluar kelas. Seperti itulah kiranya ihsan ini berfungsi.

Dalam tingkatan ihsan, seorang muslim tidak akan berani berbuat atau melakukan sesuatu perkara yang dilarang oleh Allah untuk dikerjakan dan ia mengerjakan segala sesuatu yang diperintahkan oleh Allah SWT. Karena ihsan merupakan ajaran tentang penghayatan akan hadirnya Tuhan dimanapun ia berada dan ketika ia beribadah kepada-Nya. Dan sebisa mungkin perbuatanya yang sedang dilaksanakan dilakukan dengan baik dan sempurna.

Orang yang sudah ber-ihsan akan berpenampilan sebaik mungkin karena ia akan merasa seperti sedang berhadapan langsung dengan Allah SWT. Ia akan memakai pakaian yang terbaik, memakai wewangian, rambutnya tersisir rapi, memakai jilbab yang bagus, yang terbaik, ia mencegah kotoran yang menempel di badannya dan selalu hati-hati dengan sekitarnya

2) Kualitas Ihsan 

Kualitas ihsan mempunyai dua makna dan memberi dua pesan. Pertama, ihsan berarti "yang terbaik" dari yang dapat dilakukan. Dengan makna ini, maka pengertian ihsan sama dengan itqan. Pesan yang dikandungnya adalah agar setiap muslim mempunyai komitmen terhadap dirinya untuk berbuat yang terbaik dalam segala hal yang ia kerjakan.

Kedua, ihsan mempunyai makna "lebih baik" dari prestasi atau kualitas pekerjaan sebelumnya. Makna ini memberi pesan peningkatan yang terus menerus, seiring dengan bertambahnya pengetahuan, pengalaman, waktu dan sumber daya lainnya. Adalah suatu kerugian jika prestasi kerja hari ini menurun dari kemarin, sebagaimana dinyatakan dalam sabda nabi Muhammad SAW, yang populer itu. Keharusan berbuat yang lebih baik juga berlaku ketika seorang muslim membalas jasa atau kebaikan orang lain. Bahkan idealnya ia tetap berbuat yang lebih baik ketika membalas keburukan orang lain. Simaklah firman Allah SWT., "dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia." (Qs. Fussilat : 34)

Semangat kerja yang ihsan ini akan anda miliki manakala anda bekerja dengan semangat ibadah, dan dengan kesadaran bahwa dirinya dilihat oleh Allah swt. "berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungaisungai, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu siang dan malam." (Qs. Ibrahim : 32-33).

Tinggal peran manusia sendiri dalam memobilisasi serta mendayagunakan secara optimal apa yang telah disediakan Allah tadi. Karena itu, setelah manusia bekerja secara optimal (mujahadah), maka hasil akhirnya hendaklah ia serahkan sepenuhnya kepada keputusan Allah swt. Inilah yang kemudian dalam islam dikenal dengan konsep tawakal.

D. Hadist tentang iman Islam dan ihsan

Umar ra. menceritakan " ketika kami duduk disisi Rasulullah Saw, muncul seorang laki-laki yang pakainnya sangat putih dan berambut snagat hitam yang sebelumnya kami tidak adayang mengenalnya dan sama sekali tidak ada tanda-tanda bekas kepergian, sampai duduk disisi Rasulullah SAW, dengan mendekatkan kedua lututnya dengan lutut Nabi dan meletakkan kedua telapak tangannya diatas kedua paha Nabi seraya berkata: Hai Muhammad jelaskan kepada kami tentang Islam. 

Rasulullah SAW bersabda: kamu bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah dan sesungguhnya Muhammad itu adalah hamba dan Rasul-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa di bulan ramadhan dan haji ke baitullah jika kamu mampu. Ia lalu berkata,benar engkau!kami heran kepadanya, ia bertanya dan membenarkannya. Kemudian ia berkata:ceritakan kepad akami tentang iman!Rasulullah SAW bersabda: kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, dan hari akhir dan akmu beriman kepada qadar baik dan buruk.ia berkata; benar engkau!maka ceritakan kepada kami tentang ihsan!Rasulullah SAW bersabda:ihsan ialah kamu beribadah kepada Allah seakan-akan kamu melihat-Nya, dan jika kamu tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Allah telah melihat kamu. 

Lelaki itu berkata lagi, lalu kapan terjadi kiamat?Nabi menjawab" yang ditanya tidaklah lebih tahau daripada yang bertanya".diapun bertamya lagi: beritahu kepada tanda-tanda teng hari kiamat? Nabi menjawab: jik abudak telah melahirkan tuannya, jika engkau melihat orang yang bertelanjang kaki, tanpa memkai baju, pengembala kambing telah salng berlomba untuk menidirikan bangunan megah yang menjulang tinggi. Kemudian laki-laki tersebut segera pergi. Aku pun terdiam, sehingga Nabi bertanyakepadaku: wahai umar, tahukah engkau siapa yang bertanya tadi? Aku memnjawab " beliau bersaba," Dialah Malaikat jibril yang mengjarkan kalian tentang agama.. (H.R Muslim, Tirmidzi, dan nasai)

E. Hubungan Iman, Islam dan Ihsan 

Pada hakikatnya, iman, tetapi belum islam atau islam, tetapi belum iman, atau sudah islam dan iman, tetapi belum menjadi ihsan, hanyalah predikat yang dikenakan kepada hamba Alah yag belum mampu seutuhnya mengamalkan konsep keimanan, yang menurut Al-Qur'an memiliki 236 identitas tersebut. Hubungan antara iman, islam, dan ihsan jika disimpulkan akan tergambar sebagai berikut: Antara iman dan ihsan memiliki keterkaitan langsung. Ihsan terbentuk dari penerapan identitas keimanan. Di antara iman dan ihsan, terdapat kriteriakriteria keislaman, yang umumnya disebut sebagai syariat dan tarekat. Dan, inilah yang akan mampu membentuk peradaban muslim, yang bertentangan dengan peradaban jahiliah, sebagaimana telah diuraikan pada bagian sebelumnya dalam buku ini.

Iman memainkan tahapan makrifat dan ihsan merupakan hakikat. Antara iman dan islam, selalu terjadi hubungan timbal balikdalam pelaksanaan identitas-identitasnya. Demikian pula antara islam dan ihsan, akan saling mempengaruhi pada tingkat kualitasnya. Islam dapat menjadi jembatan antara iman dan ihsan. Iman dan ihsan juga saling terkait, dalam batasan tertentu yang mungkin saja identitasnya belum tentu terdapat dalam islam. Islam, iman, dan ihsan membentuk pribadi yang muslim kaffah (sempurna), yang pada konsep manajemen qalbu disebut memiliki qalbun salim (hati yang selamat). Dan, inilah insan kamil itu.

Berdasarkan potensi dan posisi keimanan yang sangat sentral tersebut, islam murni yang menjadi ihsan berarti keimanan yang tidak tercampur kekafiran, baik sifat, budaya, maupun perbuatan. Keimanan adalah pemenaran dalam semua aspek atas Allah dan risalah Nabi Muhammad. Sementara itu, potensi kafir adalah mendustakan kebenaran agama. Sikap pembenaran diwujudkan dalam keberagaman yang lurus dan kesantunan dalam menghampiri Allah, sementara budaya kafir adalah kesombongan jahiliah yang berakar pada tradisi dan budaya produk manusia, dan kesombongan akal.

Tentu keduanya berasal dari sebab pilihan yang berbeda. Manusia yang memilih ilham ketakwaan sebagai pilihan akan melahirkan keimanan, dan yang memilih potensi dosa akan mendekat pada kekafiran. Orang mukmin memiliki sendi-sendi rohani berupa pembenaran dan keyakinan kepada Allah, pengenalan kepada Allah dan Rasulnya, dan akhirnya memunculkan keyakinan mendalam yang memancar dalam kehidupan

F. Korelasi Islam, iman dan ihsan 

Alfiah dan Zalyana (2011: 84) memaparkan bahwa secara teori iman, Islam, dan ihsan dapat dibedakan namun dari segi prakteknya tidak dapat dipisahkan. Satu dan lainnya saling mengisi, iman menyangkut aspek keyakinan dalam hati yaitu kepercayaan atau keyakinan, sedangkan Islam artinya keselamatan, kesentosaan, patuh, dan tunduk dan ihsan artinya selalu berbuat baik karena merasa diperhatikan oleh Allah.

Selanjutnya Alfiah dan Zalyana (2011: 118) menjelaskan bahwa beribadah agar mendapatkan perhatian dari sang Khaliq, sehingga dapat diterima olehnya. Tidak hanya asal menjalankan perintah dan menjauhi laranganNya saja, melainkan berusaha bagaimana amal perbuatan itu bisa bernilai plus dihadapan-Nya. Sebagaimana yang telah disebutkan diatas kedudukan kita hanyalah sebagai hamba, budak dari Tuhan, sebisa mungkin kita bekerja, menjalankan perintah-Nya untuk mendapatkan perhatian dan ridho-Nya. Inilah hakikat dari ihsan.

C. kesimpulan

Agama islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW dan dipelihara serta dipahamkan dengan rapi dan teliti oleh para sahabat beliau dan orang-orang yang hidup pada zaman itu, yang mengajarkan manusia berserah diri dan tunduk sepenuhkan kepada Allah untuk menuju keselamatan didunia dan di akhirat.

Iman percaya akan adanya Allah melalui dengan adanya ciptaannya yang nyata terlihat dan tidak hanya percaya tetapi meyakini dengan sepenuh hati akan adanya kebesaran Allah SWT yang mengatur seluruh Alam semesta ini.

Tegasnya ihsan adalah merupakan asas penting untuk kesempurnaan dalam mengerjakan suatu ibadah kepada Allah SWT yang memberikan nikmat dan kelebihan. Namun sebenernya makna ihsan ini jauh lebih luas. Perbuatan-perbuatan baik meliputi semua tingkah laku mengangkatkan taraf manusia serta mendidik jiwa manusia serta mendidik jiwa seseorang dan menghampirkan dirinya kepada penciptanya.

Islam, iman dan ihsan merupakan suatu aspek yang membentuk sebuah rangkaian kesatuan yang saling mengait satu sama lain. Kita bisa menganalogikan islam, iman dan ihsan sebagai sebuah rumah. Diman iman sebagai pondasi, islam sebagai dinding dan ihsan sebagai atapnya, jika diantara ketiganya ada yang hilang maka rumah tersebut tidak akan sempurna. Dalam kehidupan jika diantara ketiga aspek tersebut ada yang hilang di dalam diri seseorang, maka orang tersebut tidak akan merasakan dalam harinya. Muslim yng menjaga rukun islam akan selalu deket dengan tuhannya dan muslim yang slalu berihsan akan slalu baik dalam hubungan dengan lingkungan. Ihsan merupkan perbuatan atau wujud pengamplikasian dari iman dan islam itu sendiri

D. Reverensi/rujukan

Modul pendidikan agama islam.

makalah pendidikan agama islam.

 kajian hadist: Islam dan Ihsan dalam perspektif pendidikan agama islam

implementasi isi materi pendidikan iman, islam dan ihsan di sd muhammadiyah 7 pekanbaru

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun