Terdapat sebuah hadist yang didalamnya membicarakan tentang iman, islam, dan ihsan yang ditanyakan oleh seorang pemuda kepada Nabi Muhammad SAW. Hadist tersebut diriwayatkan oleh muslim :
"bertanya seorang lelaki: beritahu aku tentang ihsan, nabi Muhammad bersabda: ihsan adalah engkau menyembah Allah seakan engkau melihat-Nya, maka bila engkau tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Allah melihatmu." (H.R Muslim).
Dapat dikatakan bahwa ihsan adalah tingkatan keimanan seseorang yang lebih tinggi dari iman dan islam. Dikatakan demikian, karena ketika ia sedang beribadah seolah-olah ia sedang dilihat oelh Allah SWT meskipun ia sendiri tidak dapat melihatNya. Seolah-olah yang dikerjakannya dipantau oleh Allah. Contoh saja dalam kehidupan sehari-hari misalnya, ketika kita sedang ujian, kita tidak akan menyontek karena kita merasa oleh pengawas, meskipun pengawas sedang keluar ruangan kita tidak akan berani untuk menyontek karena kita tahu akan ada pengawas yang mengawasi kita entah itu diruangannya atau diluar kelas. Seperti itulah kiranya ihsan ini berfungsi.
Dalam tingkatan ihsan, seorang muslim tidak akan berani berbuat atau melakukan sesuatu perkara yang dilarang oleh Allah untuk dikerjakan dan ia mengerjakan segala sesuatu yang diperintahkan oleh Allah SWT. Karena ihsan merupakan ajaran tentang penghayatan akan hadirnya Tuhan dimanapun ia berada dan ketika ia beribadah kepada-Nya. Dan sebisa mungkin perbuatanya yang sedang dilaksanakan dilakukan dengan baik dan sempurna.
Orang yang sudah ber-ihsan akan berpenampilan sebaik mungkin karena ia akan merasa seperti sedang berhadapan langsung dengan Allah SWT. Ia akan memakai pakaian yang terbaik, memakai wewangian, rambutnya tersisir rapi, memakai jilbab yang bagus, yang terbaik, ia mencegah kotoran yang menempel di badannya dan selalu hati-hati dengan sekitarnya
2) Kualitas IhsanÂ
Kualitas ihsan mempunyai dua makna dan memberi dua pesan. Pertama, ihsan berarti "yang terbaik" dari yang dapat dilakukan. Dengan makna ini, maka pengertian ihsan sama dengan itqan. Pesan yang dikandungnya adalah agar setiap muslim mempunyai komitmen terhadap dirinya untuk berbuat yang terbaik dalam segala hal yang ia kerjakan.
Kedua, ihsan mempunyai makna "lebih baik" dari prestasi atau kualitas pekerjaan sebelumnya. Makna ini memberi pesan peningkatan yang terus menerus, seiring dengan bertambahnya pengetahuan, pengalaman, waktu dan sumber daya lainnya. Adalah suatu kerugian jika prestasi kerja hari ini menurun dari kemarin, sebagaimana dinyatakan dalam sabda nabi Muhammad SAW, yang populer itu. Keharusan berbuat yang lebih baik juga berlaku ketika seorang muslim membalas jasa atau kebaikan orang lain. Bahkan idealnya ia tetap berbuat yang lebih baik ketika membalas keburukan orang lain. Simaklah firman Allah SWT., "dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia." (Qs. Fussilat : 34)
Semangat kerja yang ihsan ini akan anda miliki manakala anda bekerja dengan semangat ibadah, dan dengan kesadaran bahwa dirinya dilihat oleh Allah swt. "berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungaisungai, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu siang dan malam." (Qs. Ibrahim : 32-33).
Tinggal peran manusia sendiri dalam memobilisasi serta mendayagunakan secara optimal apa yang telah disediakan Allah tadi. Karena itu, setelah manusia bekerja secara optimal (mujahadah), maka hasil akhirnya hendaklah ia serahkan sepenuhnya kepada keputusan Allah swt. Inilah yang kemudian dalam islam dikenal dengan konsep tawakal.
D. Hadist tentang iman Islam dan ihsan