"Usai membatalkan puasa, ikut jamaah di mushola, ya?"
Aku terhipnotis kata-katanya. Kepalaku lebih dahulu mengangguk dibanding mulutku. Ia tersenyum manis sekali seperti sirup. Oh tidak, tidak Wibi...
"Ajak juga temanmu itu, siapa namanya?"
"...Lika..." jawabku tak antusias.
Tuh, kan, Bi. Jangan-jangan dia itu sebenarnya naksir Lika. Aku ini hanya bakal jadi tukang pos saja bagi mereka.
"Ohya, jangan lama-lama, batalin saja dulu, jangan langsung makan, kelamaan."
"Iya!" jawabku ketus.
--
"Lika, ayo magrib di bawah." Tak ada jawaban.
"Rais yang mengajak." Masih tak ada jawaban.
"Tadi aku ketemu di bawah." Masih sunyi.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!