Mohon tunggu...
Pangrango
Pangrango Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga

Happy Gardening || Happy Reading || Happy Writing || Happy Knitting^^

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kelas Inspirasi, Menginisiasi dan Menginspirasi

20 Januari 2018   16:50 Diperbarui: 21 Januari 2018   06:11 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Kelas Inspirasi (KI) datang lagi!!! Bungahnya para profesional yang ingin turput berkontribusi di dunia pendidikan Indonesia saat pendaftaran relawan pengajar dibuka. 

Tanpa berpikir panjang, mereka pun segera mengisi step by step formulir pendaftaran via online. Tak sabar menunggu hari H. Sehari cuti untuk menginspirasi. Termasuk saya!

Sebagai bagian dari Indonesia Mengajar (IM), KI telah sukses diselenggarakan di berbagai kota/kabupaten se-Indonesia. Semangat berbagi yang luar biasa mengingat keikutsertaan KI bersifat sukarela, tanpa dibayar, tanpa sertifikat dengan semua pendanaan mandiri. 

Bahkan, sebagai inspirator harus siap merogok koceh pribadi untuk kepentingan hari H termasuk akodomasi dan transportasi sendiri dan tidak boleh ada embel-embel perusahaan/sponsor. Takjub dan salut untuk para pegiat KI.

Berawal dari 25 SD di Jakarta pada 25 September 2012, seiring berjalannya waktu, KI terus bermunculan.  Tahun 2017 lalu, Kecamatan Hiri Ternate menggelar KI untuk pertama kalinya pada 2 Desember 2017. 

Semangat ini didorong oleh sukses dan manfaat yang diperoleh dari KI di kota/kabupaten lain sebelumnya. KI Hiri dicetuskan oleh Mbak Pipit Gubernur Seribu Guru (sergu) Maluku Utara yang mengirim what's app (wa) ke Arif Wibowo, pegawai negeri lulusan STAN.

Ia menceritakan awal mula pembentukan KI. Berawal dari  berkumpul untuk merumuskan langkah, memilih koordinator, menentukan zona inspirasi, hingga merekrut kembali panitia lokal (panlok). 

Sungguh luar biasa inisiatif para panitia lokal dari berbagai kalangan ini tanpa paksaan dari siapa pun. Setelah melakukan survey di delapan kecamatan di Ternate, dengan berbagai pertimbangan dipilih Kecamatan Hiri. Sebab letak pulaunya paling dekat dengan Ternate (menghindari cuaca ekstrem badai bulan Desember ) dan sekaligus mengenalkan potensi Hiri yang jarang dikunjungi.

Sebelumnya, Kota Kapuas di Kalimantan Tengah yang juga baru pertama kali mengadakan KI, 9 Maret tahun 2017. Pendorong KI Kapuas menurut Mona Liza karena tidak mau ketinggalan dengan kota/kabupaten yang ada di Indonesia sehingga turut serta menyelenggarakan KI, yang mana artinya para pemuda-pemudinya juga sangat peduli dengan adanya pengembangan pendidikan di masa depan, jangan sampai pendidikan di daerah-daerah terpencil tertinggal dengan di kota.

Sebagai Relawan Pengajar Jaka Kirwanto KI Bontang #2, 11 November 2017, walaupun hari inspirasi hanya sehari, namun pelaksanaannya bukan main-main. Sejak tiga minggu sebelumnya dilakukan koordinasi intensif sebagai persiapan. Pengalamannya menginspirasi dengan mengenalkan profesi  sekaligus memotivasi agar siswa SD memiliki cita-cita bukanlah hal mudah. 

Pendekatan yang dilakukan Insiyur Teknik Kimia ini adalah "mengajak bermain", inspirator datang membawa kegembiraan bukan ceramah dan logika sehingga moment yang ditangkap lebih berkesan. 

Yang terpenting dipahami menurutnya adalah bukan mengajak anak-anak SD berprofesi sama dengannya, tapi ada banyak pilihan pekerjaan yang bisa membuat sukses di masa depan.

Berbeda cerita dengan Hadi Prabowo, dalam tulisannya Saya (tak) Menyesal Ikut Kelas Inspirasi Karawang #2, Inspirator yang belum pernah mengajar ini seolah-olah menyesal ikut dan kecewa. 

Namun, ternyata di hari inspirasi ia bertemu anak-anak hebat penuh semangat dan mempunyai cita-cita tinggi, ia bertemu relawan-relawan hebat dengan berbagai macam latar belakang yang ikhlas mengajar, mendokumentasikan, dan memfasilitasi. Tanpa bayaran materi tapi tergantikan dengan kepuasan hati dan senyuman lebar dari tunas-tunas generasi. Hari itu Maret 2017, Hadi Prabowo, tidak hanya menginspirasi tapi juga terinspirasi.

Bagi pihak sekolah sendiri, seperti yang ditulis Sri Yamini Guru PNS SD di SDN Babakan Sinyar Bandung, menganggap rombongan KI Batch 5 Bandung pada 22 Februari 2017 sebagai tamu istimewa. Murid-muridnya pun menyambut dengan senang rombongan yang datang dari beragam profesi seperti dokter, pengacara, polisi, fotografer, jurnalis, teknisi, dan koki.

Menurutnya kegiatan ini menyenangkan dan menghilangkan rasa jenuh, bosan karena belajar dan belajar.  Kesan kedatangan rombel KI bahwa setelah besar mau menjadi apa? Murid-murid harus mempunyai cita-cita yang akan membanggakan kedua orang tua dan gurunya. 

Dia berharap pengalaman yang disampaikan para pengajar bisa menginsipirasi murid-murid supaya memiliki cita-cita dan menjadi generasi penerus yang membanggakan agar setelah besar bisa menyosong masa depan yang cerah di abad era digital.

Turunnya para pegiat KI ke lapangan memang tak bisa dipungkiri menambah energi positif bagi anak-anak. Termasuk charge semangat kepada para guru. Anak-anak berani bermimpi dan berani mewujudkannya, itulah salahsatu point KI menurut saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun