Akhirnya, dengan sedikit ragu, dia mengatakan, "Tidak boleh, tuan."
"berapapun harganya, saya akan membelinya."
"Makanan ini tidak dijual, tuan," katanya sambil meneteskan air mata.
"Mengapa?" tanya Ali.
Dengan berlinang air mata, janda tersebut menjawab, "Makanan ini halal bagi kami, namun haram bagi tuan."
Dalam hatinya, Ali bertanya, "Bagaimana mungkin ada makanan yang halal baginya, tapi haram bagiku, padahal kita ssama-sama muslim?" Oleh karena itu, dia mendesaknya lagi, "Kenapa?"
"Selama beberapa hari, kami tidak memiliki makanan. Di rumah kami tidak ada makanan sama sekali. Hari ini, kami melihat seekor keledai mati, jadi kami mengambil sebagian dagingnya untuk dimasak dan dimakan," janda itu menjelaskan sambil menangis.
Mendengar cerita itu, Ali menangis dan pulang ke rumah. Ia menceritakan kejadian tersebut kepada istrinya dan ia juga menangis. Akhirnya, kami memasak makanan dan pergi ke rumah janda tersebut.
"Kami membawa makanan untukmu."
Ali memberikan 350 dirham (uang yang dikumpulkannya untuk pergi menunaikan haji) kepada mereka. "Gunakan uang ini untuk keluarga Anda. Gunakan untuk usaha agar Anda tidak kelaparan lagi."
Mendengar cerita itu, Abdullah bin Al Mubarak tidak bisa menahan air mata. Ternyata, inilah amal yang dilakukan oleh Ali bin Al Muwaffaq sehingga Allah SWT menerima amalan hajinya meskipun dia tidak mendapatkan kesempatan untuk menunaikan ibadah haji.Â