Mohon tunggu...
Rima Evi Yanti
Rima Evi Yanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Sumatera Utara

Menulis &Membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kajian Ekologi Sastra pada Cerpen Bumi Kita Rumah Kita Karya Ajeng Diva Kusuma Wardani

5 Desember 2023   16:36 Diperbarui: 14 Desember 2023   10:26 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Rima Evi Yanti (210701026)

Dosen Pengampu: Emma Marsella, S.S, M.Si.

ABSTRAK 

Karya sastra tidak lahir dari keadaan yang hampa makna. Ia lahir dari hasil tangan manusia yang di sisi lain berinteraksi dan menyerap banyak hal dari kompleksitas lingkungan tempat tinggalnya. Hal ini menjelaskan bagaimana sebuah karya sastra memiliki hubungan yang intim dengan alam. Ekologi sastra hadir sebagai jembatan untuk memahami bagaimana alam di tempatkan dalam sebuah karya. Objek penelitian ini adalah cerpen Bumi Kita Rumah Kita karya Ajeng Diva Kusuma Wardani. Metode penelitian ini menggunakan interpretasi dan deskripsi mendekati data-data berupa kutipan kata atau kalimat yang diambil dalam cerpen. Teori ekologi menjelaskan bagaimana manusia dan alam saling mempengaruhi satu sama lain sebagai sebuah ekosistem. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di dalam cerpen berisi tentang ekologi alam. Ekologi alam berkaitan dengan interaksi manusia dengan alam, sikap peduli manusia dengan alam, dan bagaimana tindakan manusia terhadap alam. Kaca mata ekologi saat membaca sastra diharapkan mampu menjadi salah satu solusi edukatif kepada para pembaca dalam rangka usaha turut menjaga alam.

Kata kunci: Ekologi, cerpen, karya sastra.

ABSTRACT

Literary works are not born from circumstances devoid of meaning. It was born from the hands of humans who on the other hand interact and absorb many things from the complexity of the environment in which they live. This explains how a literary work has an intimate relationship with nature. Literary ecology exists as a bridge to understanding how nature is placed in a work. The object of this research is the short story Bumi Kita Rumah Kita by Ajeng Diva Kusuma Wardani. This research method uses interpretation and description to approach data in the form of quotations of words or sentences taken from short stories. Ecological theory explains how humans and nature influence each other as an ecosystem. The results of the research show that the short story contains natural ecology. Natural ecology is concerned with human interactions with nature, humans' caring attitude towards nature, and how humans act towards nature. It is hoped that ecological glasses when reading literature can be an educational solution for readers in their efforts to help protect nature. 

Keywords: Ecology, short stories, literary works.

PENDAHULUAN

       Karya sastra tidak lepas dari pengaruh lingkungan tempat karya itu diciptakan. Karya sastra biasanya digunakan sebagai media untuk menyampaikan kritik terkait hal yang kurang baik, seperti kerusakan lingkungan alam. Beberapa tema yang biasa diangkat oleh pengarang, yaitu masalah politik, keagamaan, budaya/adat istiadat, keadaan sosial masyarakat, dan masalah lingkungan alam (Ratnaningsih, 2018). Oleh karena itu, dari pemaparan tersebut diketahui keterkaitan antara lingkungan dengan karya sastra. Dalam sastra lebih dikenal dengan ekologi sastra. Endraswara (2011: 78) yang menyatakan bahwa karya sastra merupakan ekspresi kehidupan manusia yang tak lepas dari akar masyarakatnya. Karya sastra sebagai suatu potret kehidupan yang berisi tentang cerminan kehidupan nyata yang menimbulkan sifat sosial pada diri manusia.

       Ekologi dan sastra saling membutuhkan satu sama lain, antara sastra dengan ekologi atau ekologi dengan sastra. Hal tersebut dikatakan demikian karena sastra memerlukan tema-tema yang beragam seperti masalah lingkungan (ekologi) agar pembaca tidak merasa bosan dengan yang pengarang tulis dalam suatu karyanya. Pengajaran sastra memiliki peran bagi pemupukan kecerdasan siswa dalam semua aspek, termasuk moral. Melalui apresiasi sastra, misalnya kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual siswa dapat dilatih serta dikembangkan. Siswa tidak hanya terlatih untuk membaca saja, tetapi harus mampu mencari makna dan nilai-nilai dalam sebuah karya sastra. 

       Kegiatan apresiasi sastra itu harus melibatkan totalitas jiwa, sehingga pemahaman terhadap karya sastra akan matang dan berkembang ke arah yang lebih tinggi. Karya sastra khususnya cerpen sebagai karya seni yang kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia yang berupa karya bahasa. Dari zaman ke zaman sudah banyak orang menciptakan karya yang berupa karya yang menggunakan medium bahasa dengan berbagai bentuk dan gaya penulisannya. Karya sastra yang ditulis oleh pengarang tidak semata-mata mengukir keindahan dengan kata-kata, tetapi mereka menyampaikan suatu pesan dan amanat yang ingin disampaikan kepada pembaca.

       Ekologi sastra adalah sebuah cara pandang yang digunakan untuk memahami permasalahan lingkungan hidup. Hal yang dibahas terkait dengan ekologi sastra adalah adanya keterkaitan antara lingkungan hidup dengan sastra. Ekologi sastra adalah suatu ilmu yang mempelajari cara manusia beradaptasi dan menjaga lingkungan dengan baik (Endraswara, 2016). Dalam kaitan lingkungan dengan kajian sastra, ekologi terbagi atas dua hal, yaitu konteks ekologi alam dan ekologi budaya. Pertama, ekologi alam. 

      Ekologi alam ini lebih menekankan aspek alam sebagai inspirasi karya sastra dan kajian ekologi yang menekankan pembelaan atau advokasi terhadap kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh perbuatan manusia. Berkaitan dengan konteks ekologi alam yang berhubungan dengan sastra, Kedua, ekologi budaya, hal ini ditentukan oleh pola hidup dan perbedaaan karakter-istik wilayah (Widianti, 2017). Keadaan lingkungan alam kerap menjadi sorotan semua pihak karena mengalami beberapa kerusakan yang diakibatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Kondisi lingkungan alam di dalam dunia nyata tidak berbeda jauh dengan kondisi yang ada di dalam karya sastra. 

       Menurut Hidayati (2015: 124) Cerita pendek sering disingkat menjadi cerpen, adalah cerita rekaan yang pendek, berbentuk prosa berkesan fiksi. Bahkan ada ahli sastra yang memberinya batasan "cerita yang habis dibaca sekali duduk". Pendeknya cerita pendek, kita biasanya tidak menemukan adanya perkembangan di dalam cerita itu. (Widayati, 2019) mengemukakan bahwa kehadiran karya sastra memang tidak terlepas dari kehidupan manusia dan masyarakat. Karya sastra merupakan hasil tulisan pengarang yang umumnya berisi masalah kehidupan yang kerap terjadi di masyarakat.

LANDASAN TEORI

       Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori ekologi sastra. Ekologi adalah hubungan lingkungan dan alam, kajian ekologi terhadap salah satu wujud karya sastra berarti mempertemukan konsep ilmu ekologi dengan karya sastra. Paradigma ekologi terhadap kajian sastra merupakan bentuk penerapan pendekatan ekologi dalam memandang sebuah karya sastra. Dalam pandangan ekologi, eksistensi organisme dipengaruhi oleh lingkungannya atau ada hubungan timbal balik atau saling keterkaitan antara organisme dengan lingkungannya. 

METODE PENELITIAN

        Penelitian ini menggunakan metode deskriftif kualitatif, Turyandi (2019:96) menyatakan bahwa penelitian kualitatif merupakan pendekatan penelitian yang mewakili paham naturalistik (fenomenologis). Dalam metode deskriptif peneliti memperoleh data melalui studi literatur dan pengamatan. Fokus penelitian ini adalah ekologi karya sastra cerpen Bumi Kita Rumah Kita karya Diva Ajeng Kusuma Wardani. Pengambilan data penelitian ini dengan cara membaca cerpen yang sudah dipilih secara teliti, mengidentifikasi atau menelaah unsur etika lingkungan dan latar fisik yang terkandung pada cerpen, membuat catatan berdasarkan hasil analisis untuk menjabarkan hasil analisis data, mendeskripsikan data yang memuat etika lingkungan dan latar fisik (lingkungan) pada cerpen, serta menarik kesimpulan terkait hasil analisis yang telah dilakukan. sehingga hasil pengamatan dapat dijadikan sebagai bahan penelitian. 

 D. HASIL PEMBAHASAN

       Cerpen ini mengisahkan pandangan penulis mengenai bumi yang perlahan mulai hancur seperti pemanasan global, udara yang penuh polusi, pohon di tebang, bahkan virus kecil yang membuat geger satu dunia. Tokoh aku yaitu, Diva mengatakan bahwa dulu alam itu sangat menyenangkan, seperti pohon dan rumput hijau yang luas dengan berbaring sambil memandang langit tidak ada lagi persembunyian saat bermain perak umpet. Sekarang tempat itu sudah menjadi pabrik tekstil, tidak hanya mengambil tempat bermainku semasa kecil tapi pabrik itu juga merusak sungai yang berada didekatnya dengan menghasilkan limbah beracun dan membuangnya ke sungai. Padahal sebelumnya, sungai itu sangatlah jernih banyak ikan yang tinggal, tapi kini warna air sungai itu sudah berubah menjadi warna coklat tanah, berbau busuk dan banyak sampah dipinggir sungai. 

      Alur yang digunakan pada cerpen ini adalah alur campuran yang mana penulis menceritakan kisahnya sewaktu kecil hingga mengingat dan membandingkan keadaan dan kondisi bumi yang sekarang. Sudut pandang dalam cerita ini menggunakan sudut pandang orang pertama yaktu "Aku" seorang pemudi bernama Ajeng Diva Kusuma Wardani. Latar tempatnya di lapangan luas yang dikelilingi rumput hijau dan pepohonan. Latar waktu pada tahun 2020. Latar suasana yaitu kecewa,marah,sedih dan memprihatinkan melihat kondisi bumi dan alam yang sudah dirusak oleh manusia yang tidak bertanggung jawab.

      Pada penelitian ini, yang ditemukan pada ekologi sastra adalah ekologi alam. Ekologi alam berkaitan dengan aspek alam sebagai inspirasi karya sastra dan kajian ekologi yang menekankan pembelaan atau advokasi terhadap kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh perbuatan manusia sehingga ekologi alam juga berkaitan dengan cara manusia mengeksplorasi keindahan yang ada di alam. Berikut data ekologi alam, diantaranya:

1. Interaksi dengan Lingkungan

      Pada cerita ini, interaksi si penulis sewaktu kecil bahwa bumi dan alam sangat baik dan menyenangkan dimana dengan temannya di sebuah lapangan yang banyak pohon dan rumput hijau yang luas pohon tinggi yang bisa dipanjat berbaring sambil memandangi langit yang indah dan semak-semak sebagai tempat persembunyian petak umpet, berikut kutipannya:

"Aku ingat ketika aku kecil, bermain dengan temanku di sebuah lapangan yang banyak pohon dan rumput hijau yang luas. Kita bersenang-senang disana, bermain dengan alam sangat menyenangkan".

      Berbeda dengannya, para manusia serakah memiliki interaksi yang buruk terhadap alam dan lingkungan, berikut kutipannya:

"Tahun ke tahun manusia terus menerus merusak planet mereka sendiri".

Kutipan tersebut menunjukkan seperti orang-orang tingkat atas, mereka terus menerus membangun gedung-gedung besar yang sampai mencakar langit, menebang pohon yang mengganggu disekitar gedungnya. Tanpa mereka sadari tanah sedang menahan rasa sakit akibat tubuhnya terus-menerus ditancapkan oleh bangunan yang besar. Mengambil ikan di laut dalam jumlah yang tidak masuk akal, mereka tidak berfikir jika ikan dalam laut sudah habis maka air akan kesepian tanpa adanya ikan-ikan yang menghiburnya. Polusi yang dihasilkan dari pabrik, tanpa mereka sadari sebentar lagi oksigen akan digantikan oleh asap. Lebih parahnya banyak orang yang membuang limbah sampah sembarangan sesukanya kemana pun yang mereka mau, mereka tidak peduli dengan alam dan lingkungan dan tidak memikirkan dampak dan akibatnya. Mereka cuma tau bagaimana merusak bumi, yang dampaknya tidak hanya bagi bumi, tapi bagi makhluk hidup lain yang tidak bersalah.

Sikap Peduli Terhadap Lingkungan

      Tokoh utama "Aku" bernama Diva Ajeng merasa sedih dan kecewa terhadap kondisi bumi yang saat ini dirusak oleh manusia. Ia turut merasakan apa yang diperbuat manusia pada kerusakan alam tersebut berikut kutipannya.

"Aku yakin bumi sudah sangat lelah, bumi sudah terlalu tua untuk menampung semua beban yang semakin bertambah".

      Kutipan tersebut menjelaskan bahwa bumi sudah sangat tua, yang mana pada suatu hari dia akan benar-benar murka kepada manusia karena perbuatannya dengan kerusakan alam. Seandainya semua makhluk di bumi ini mengubah pemikirannya dengan menjaga, merawat, melestarikan lingkungan dan alam mungkin bumi tidak akan merasakan rasa sakit tersebut.

Pada kutipan berikutnya, tokoh aku juga menekankan sifat prihatin terhadap bumi:

"Aku ingin bumi bahagia dan sehat kembali, aku ingin dia beristirahat dengan tenang, kalau aku bia berbicara kepadanya aku ingin mengatakan hal-hal yang membuatnya tenang seperti terima kasih kamu sudah mau menampung dan menjaga kami, terima kasih sudah menjadi rumah kami".

 

      Pada kutipan tersebut, penulis merasakan apa yang dirasakan bumi karena kerusakan yang diperbuat oleh manusia dan mengucapkan rasa terima kasih dan berharap agar bumi sehat kembali tanpa adanya kerusakan-kerusakan yang terjadi. Kesakitan yang dialami oleh bumi suatu hari nanti pasti akan berakhir karena ada rencana yang indah dibalik rasa sakit yang dialami.

3. Keserakahan Manusia Terhadap Lingkungan

      Keserakahan manusia dengan mengorbankan lingkungan sudah banyak terjadi, seperti membangun gedung-gedung tinggi dan besar sampai mencakar langit, menebang pohon yang menangganggu disekitar gedungnya, selalu mengambil ikan di laut dengan jumlah yang tidak masuk akal, menipiskan hutan, polusi yang dihasilkan dari pabrik, membuang limbah sampah sembarangan,dan masih banyak lagi. Tokoh aku mengatakan bahwa waktu kecil sering bermain dengan temannya yang mana lingkungan itu dulu masih sangat menyenangkan dibandingkan sekarang, berikut kutipannya:

"Sekarang tempat itu sudah menjadi pabrik tekstil,tidak hanya mengambil tempat bermain ku semasa kecil tapi pabrik itu juga merusak sungai yang berada di dekatnya, mereka menghasilkan limbah beracun dan membuangnya ke sungai".

      Kutipan tersebut mengungkapkan bahwa betapa serakahnya manusia yang mengorbankan lingkungan untuk kepentingan dirinya sendiri. Tidak memikirkan dampaknya seperti apa dan bagaimana, tapi hanya memikirkan uang dan keuntungan tanpa mempedulikan keadaan lingkungan sekitar, yang mereka pedulikan adalah bagaimana tempat yang mereka rusak atau yang mereka ubah bisa menjadi aset jangka panjang untuk diri mereka sendiri. 

 D. PENUTUP

       Cerpen Bumi Kita Rumah Kita Karya Ajeng Diva menyimpulkan bahwa cerita pendek ini berkaitan dengan lingkungan alam (ekologi). Cerpen ini memiliki tiga keterkaitan atau hubungan dengan Ekologi, diantaranya adalah interaksi antara manusia dengan alam untuk menjaga serta menyakiti lingkungan, sikap peduli terhadap lingkungan, dan keserakahan manusia dengan mengorbankan lingkungan. Sarannya adalah ekologi alam sangat penting dalam pembetukan diri untuk menjaga, merawat, dan melestarikan lingkungan alam.

 F. DAFTAR PUSTAKA

Endraswara, Suwardi.2011. Metode Penelitian Sastra, Yogyakarta:Caps.

Endraswara, S. (2016). Metodologi Penelitian Ekologi Sastra Konsep, Langkah, dan Penerapannya. Yogyakarta: Caps.

Hidayati, P.P. 2015. Pedoman Penulisan Tesis. Bandung: Universitas Pasundan.

Ratnaningsih, D. (2018). Kemiskinan dalam Novel Di Kaki Bukit Cibalak Karya Ahmad Tohari. Edukasi Lingua Sastra. https://doi.org/10.47637/elsa.v15i2.67

Turyandi, Itto. 2019. Metodologi Penelitian. Bandung : Alfabeta Bandung.

Widianti, A. W. (2017). Kajian Ekologi Sastra dalam Kumpulan Cerpen Pilihan Kompas 2014 di Tubuh Tarra dalam Rahim Pohon. 

Widayati, S. (2019). Menepis Hoax Melalui Pendidikan Karakter dan Pembelajaran Sastra.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun