Mohon tunggu...
Rima Evi Yanti
Rima Evi Yanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Sumatera Utara

Menulis &Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meme dalam Era Digital: Kajian Kritik Sastra terhadap Narasi Visual

21 November 2023   11:06 Diperbarui: 12 Desember 2023   14:03 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meme Diakses dari Instagram: https://www.instagram.com/p/BCKGmk5H6dY/?igshid=MzRlODBiNWFlZA=

Jadi, kritik dalam meme (1) adalah bahwa dalam konteks pemilihan pemimpin, jika rakyat membiarkan praktik penyuapan atau perolehan suara dengan uang menjadi hal yang umum, maka mereka berkontribusi pada korupsi dan ketidakjujuran dalam pemerintahan. Kalimat ini mencerminkan keprihatinan bahwa sistem politik yang tercemar oleh uang dan penyuapan akan menghasilkan pemimpin yang tidak jujur dan tidak amanah. Pentingnya transparansi, integritas, dan penegakan hukum dalam proses pemilihan agar masyarakat dapat memiliki pemimpin yang lebih baik dan memiliki kepercayaan dalam sistem politik.

Meme Diakses dari Instagram: https://www.instagram.com/p/BCKGmk5H6dY/?igshid=MzRlODBiNWFlZA=
Meme Diakses dari Instagram: https://www.instagram.com/p/BCKGmk5H6dY/?igshid=MzRlODBiNWFlZA=

Pada meme (2) berisi "Jadi artis, aparat keamanan atau pejabat itu. Jadi panutan, bukan untuk gegayaan!"

Pada meme (2) terdapat sekumpulan orang-orang dan yang paling mencolok adalah bagian depan dua orang yang menggunakan seragam putih dan menggunakan atribut lengkap layaknya seorang pejabat.

Kalimat "Jadi artis, aparat keamanan atau pejabat itu jadi panutan, bukan untuk gegayaan!" menggambarkan bahwa menjadi seorang artis, aparat keamanan, atau pejabat seharusnya menjadi contoh yang baik dan memberikan inspirasi kepada masyarakat, bukan hanya untuk mengejar popularitas atau kesenangan pribadi.

Kritik yang terdapat dalam kalimat tersebut adalah bahwa beberapa individu yang menjadi artis, aparat keamanan, atau pejabat seringkali menggunakan posisi atau keberadaan mereka untuk tujuan pribadi, seperti meningkatkan popularitas atau mendapatkan keuntungan materi, daripada benar-benar menjadi contoh yang baik atau panutan masyarakat. Kalimat ini menyoroti masalah ketidakjujuran dan kesalahan prioritas dalam perilaku individu-individu tersebut, yang seharusnya menjadi contoh baik dalam masyarakat.

Kalimat tersebut mencerminkan beberapa kritik yang lebih mendalam terhadap perilaku individu, seperti: kepentingan pribadi, banyak artis aparat keamanan, dan pejabat seringkali lebih fokus pada kepentingan pribadi, seperti popularitas, kekayaan, atau kekuasaan, daripada memberikan contoh yang baik kepada masyarakat. Hal tersebut mungkin terlibat dalam tindakan yang kontroversial atau amoral demi mencapai tujuan pribadi.

Kekurangan Integritas, beberapa mungkin ada melanggar kode etik atau hukum untuk mencapai tujuannya, menunjukkan kekurangan integritas. Seperti penyalahgunaan kekuasaan, penipuan, atau perilaku tidak etis. Kesenangan dan gengsi, Ada penekanan yang terlalu besar pada aspek-aspek glamor dan gengsi dalam karir dan mungkin lebih memperhatikan penampilan atau acara-acara hiburan daripada tanggung jawab sebagai figur publik.

Jadi, kritik dalam meme (2) adalah banyak individu dalam peran tersebut cenderung mengejar kepentingan pribadi, mengabaikan tanggung jawab sosial, dan terkadang bertindak tanpa integritas atau moralitas yang tepat. Kritik ini menggarisbawahi pentingnya menggabungkan nilai dan integritas dalam peran sebagai panutan masyarakat.

Meme Diakses dari Tiktok: https://vt.tiktok.com/ZSND4wVC3/
Meme Diakses dari Tiktok: https://vt.tiktok.com/ZSND4wVC3/
Pada meme (3) berisi "Gaji di level sekarang aja udah susah didengerin aspirasi kita, gimana lagi kalo makin tinggi?"

Gambar tersebut menunjukkan animasi seseorang yang tengah duduk dengan kursi yang tinggi bertuliskan gaji menggunakan seragam hitam di sebuah ruangan yang mana terdapat meja yang diatasnya bertuliskan dpr. Sementara, dibawahnya terdapat dua orang yang berteriak seakan memanggil dan ingin menyampaikan sesuatu namun tak di dengar.

Kalimat "Gaji di level sekarang aja udah susah didengerin aspirasi kita, gimana lagi kalo makin tinggi" menggambarkan bahwa meskipun gaji saat ini sudah sulit mencukupi untuk memenuhi kebutuhan, semakin sulit bagi seseorang untuk menyuarakan atau mengungkapkan aspirasi dan keinginan mereka jika gaji mereka naik atau meningkat. Hal ini mencerminkan kekhawatiran tentang ketidaksetaraan ekonomi dan kesulitan yang mungkin dihadapi oleh individu dalam mempengaruhi kebijakan atau perubahan sosial saat gaji mereka naik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun