Upaya yang bisa dilakukan untuk menangani dan menghentikan keinvasifan akasia berduri di Taman Nasional Baluran yaitu dengan pembasmian secara besar-besaran untuk kembali memulihkan kondisi alam savana. Akasia berduri bisa ditebang secara langsung atau dengan pemberantasan secara mekanik dengan alat bulldozer. Selain ditebang dan dibakar, akasia berduri sebenarnya bisa dimanfaatkan, antara lain dengan menggunakan bagian-bagian seperti:
Kulit kayu
Kulit kayu akasia berduri dimanfaatkan oleh masyarakat India sebagai zat pewarna terutama untuk warna hitam dan coklat. Kayunya juga bisa dimanfaatkan sebagai kerajinan tangan.Â
Dengan pengolah tertentu, dapat juga digunakan sebagai bahan kertas, pulpen dan pulp, berpotensi sebagai kayu gergajian, vinir, mabel, dan juga sebagai bahan kayu bakar dan arang.
Getah
Getah akasia berduri dimanfaatkan sebagai pewarna dan tinta.
Biji, daun, dan pucuk
Biasanya biji, daun, dan pucuk digunakan sebagai pakan ternak dan bahan sayur. Di sekitar Taman Nasional Baluran biji dari tumbuhan ini digunakan sebagai campuran kopi dan kerajinan tangan. Daun kering yang berjatuhan dapat digunakan sebagai bahan bakar.
Pohon
Biasanya digunakan sebagai pagar untuk melindungi perkebunan dan juga untuk menghalangi penyebaran kebakaran. Pohon akasia berduri juga berpotensi sebagai penaung, ornament, penahan angin, dan pengendali erosi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H