Siapkan polybag ukurang 1210 cm dengan campuran tanah dan pupuk kandang. Setelah itu, masukkan media tanam ke polybag dan biarkan selama empat hingga lima hari. Siapkan stek pucuk dengan panjang 5-10 cm. Jika sudah selesai, maka tanam stek daun mint di dalam polybag dengan posisi tegak dan tingkat kedalamannya sekitar 2-3 cm. Setelah itu, bungkus dengan menggunakan plastik berukuran lebar 1 meter dan tinggi 0,5 meter. Untuk panjangnya, bisa disesuaikan dengan kebutuhan atau keinginan anda. Kemudian, biarkan selama satu minggu agar kelembapannya terjaga.
Penanaman Di Lahan
Lahan untuk tanaman mint harus dibersihkan terlebih dahulu dari gulma dan gangguan lainnya. Selanjutnya, gemburkan tanah dengan cara dicangkul hingga kedalaman 30 cm, buang sisa gulma yang masih ada. Tanah yang sudah bebas dari gulma harus dibuatkan bedengan dengan tinggi sekitar 20-30 cm, lebar sekitar 1-1,5 cm, dan panjang yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan serta kondisi lahannya. Jarak antar bedengan yang ditetapkan adalah 40-50 cm.
Proses pembuatan lubang tanaman harus dilakukan saat satu minggu sebelum waktu tanam berukuran 30x30x30 cm dengan jarak 6040 cm. Setiap lubang harus diberikan pupuk kandang selama satu minggu dengan cara diaduk merata dengan tanah. Setelah semuanya siap, maka  dapat dilakukan transplanting bibit ke lahan penanaman. Bibit yang sudah berusia satu bulan bisa ditanam dalam lubang tanam dengan posisi tegak, kemudian ditekan pada bagian pangkal batangnya sehingga kokoh.
Pemeliharaan Tanaman Mint.
Tanaman mint juga sangat peka terhadap musim kekeringan, sehingga bisa disiram hingga bedengannya basah. Setelah itu, berikan perlindungan dengan gedebok pohon pisang atau lainnya misalnya dengan membuat naungan khusus. Hal itu dilakukan agar daun mint terhindar dari sinar matahari langsung. Jika tanaman mint sudah beradaptasi dengan baik maka naungan dapat dilepas/dibuang.
Lakukan penyiraman selama dua kali sehari atau disesuaikan dengan kondisi lahan, karena bedengan harus tetap dalam keadaan basah. Supaya nutrisi yang dibutuhkan daun mint dapat terpenuhi, maka dilakukan pemupukan. Pupuk yang diberikan dapat berupa pupuk organik dan pupuk anorganik.
Pemupukan yang dianjurkan adalah pupuk organik seperti pupuk kandang , kompos atau pupuk organik lainnya. Pemupukan ini penting  untuk meningkatkan pertumbuhan daun mint yang baru.  Selain pupuk organik dapat juga menggunakan pupuk anorganik seperti pupuk urea, SP -36, KCL atau pupuk majemuk NPK yang banyak dijual di toko-toko sarana dan prasarana pertanian. Pemupukan lanjutan dengan pupuk NPK 100-150 kg/hektar atau campuran pupuk urea sebanyak 150 kg, DS 150 kg, dan ZK 150 kg/hektar. Saat tanaman mint berusia 60 hari,  pupuk NPK dengan dosis 0,5 sendok makan. Selain itu dapat juga dengan cara  menyemprotkan zat perangsang tumbuh, seperti GA3 dengan tingkat kepekatan sekitar 50 ppm untuk meningkatkan produksi daun mint hingga 60 persen. Bersihkan lahan di sekitar penanaman mint dari gulma atau tanaman pengganggu lainnya.
Pemanenan
Pemanenan  tanaman mint dapat dilakukan dengan cara dipotong dengan menggunakan sabit atau gunting setek . Waktu panen untuk pertama kalinya dilakukan saat umur tanaman sekitar tiga hingga empat bulan dan berbunga sekitar 50-70 persen dari seluruh jumlah tanaman. Waktu panen daun mint di Indonesia bisa terjadi selama dua kali setahun. Jika irigasinya teratur, maka waktu panen bisa tejadi selama tiga kali setahun.
Tanaman mint sangat rentan terhadap penyakit layu. Oleh karena itu , jangan biarkan tanaman mint dalam kondisi air tergenang, atau terkena sinar matahari langsung secara terus menerus. Pastikan nutrisi tanaman mint cukup dengan melihat kondisi tanaman.Â