Kandungan Daun Mint
Kandungan utama dari minyak daun mint (Mentha piperita L.) adalah menthol, menthone dan metil asetat, dengan kandungan menthol tertinggi (73,7-85,8%). Selain itu, kandungan monoterpene, menthofuran, sesquiterpene, triterpene, flavonoid, karotenoid, tannin dan beberapa mineral lain juga ditemukan dari minyak daun mint (Mentha piperita L.) Menthol berkhasiat sebagai obat karminatif (penenang), antispasmodic (antibatuk) dan diaforetik (menghangatkan dan menginduksi keringat). Minyak Mentha piperita L. mempunyai sifat mudah menguap, tidak berwarna, berbau tajam dan menimbulkan rasa hangat diikuti rasa dingin menyegarkan. Minyak ini diperoleh dengan cara menyuling batang dan daun mint, sehingga minyak yang sudah diisolasi mentholnya disebut dementholized oil (DMO).
Manfaat Daun Mint
Dalam kehidupan sehari -hari daun mint (Mentha piperita L.) banyak digunakan dalam industri farmasi, rokok, makanan diantaranya adalah untuk pembuatan pasta gigi, minyak angin, balsam, kembang gula dan lain-lain . Berdasarkan penggunaannya sebagai bumbu, mint (Mentha piperita L.) sering digunakan untuk bumbu daging, ikan, saus, sup, masakan rebus, cuka, minuman teh, tembakau, dan minuman anggur. Ujung daun yang segar dari seluruh jenis mint  sering juga digunakan dalam aneka minuman, buah, saus apel, es krim, jeli, salad, dan sayur. Sementara itu dalam dunia kedokteran, kandungan ekstrak minyak daun mint yang mudah menguap yaitu menthol digunakan untuk sakit perut, pereda batuk, inhalasi, mouthwashes, pasta gigi, dsb. Daun mint (Mentha piperita L.) digunakan oleh para herbalis sebagai antiseptik, antipruritik, dan obat karminatif. Ekstrak tanaman mint  mengandung radioprotektif, antioksidan, antikarsinogenik, antialergik, antispasmodik. Ternyata aroma peppermint dapat digunakan sebagai inhalan untuk sesak napas, bahkan teh daun mint juga dimanfaatkan antara lain untuk pengobatan batuk, bronchitis, dan inflamasi pada mukosa oral dan tenggorokan. Â
Syarat Tumbuh
Tumbuh baik pada tempat dengan ketinggian100-700 m dpl. Menyukai daerah yang lembab, curah hujan 2.000-4.000 mm/th, intensitas cahaya penuh, suhu 20-30 C, kondisi tanah gembur, berdrainase baik, pH tanah 5,5-7. Tidak toleran terhadap kondisi kekeringan dan tergenang air.
Umumnya, tanaman mint dapat bertumbuh dengan baik di daerah yang lembab dan hutan dengan ketinggian 150 hingga 900 meter di atas permukaan laut. Daun mint sendiri membutuhkan tanah yang subur, drainase yang baik, dan gembur (tidak keras atau padat).Â
Tanaman ini dapat berproduksi baik di dataran rendah dengan ketinggian 100-400 mdpl dan medium dengan ketinggian 400-700 mdpl. Lahan yang cocok untuk menanam daun mint adalah tanah berpasir, subur, penuh bahan organik, dan drainase yang baik dengan pH tanah sekitar 5,5 hingga 7,0. Iklim yang sesuai untuk menanam daun mint adalah  yang  memiliki curah hujan 2.000 hingga 4.000 mm per tahun, bulan basah sekitar tujuh bulan, dan bulan kering sekitar tiga bulan, tingkat kelembapan sekitar 70 hingga 80 persen, intensitas cahaya penuh, serta temperatur 200-300 Celcius.
Dari data Bappeda PadangKota Padang berada pada ketinggian 0-1853 dengan wilayah terbesar berada pada 0-500 m dpl, temperatur 230 -320Â C pada siang hari, 220Â -28 0 C pada malam hari. Kelembaban rata-rata 80-85 %, curah hujan rata-rata 347,5 mm /bulan, curah hujan tertinggi 615 pada bulan Desember dan curah hujan terendah 81 mm pada bulan Maret, kecepatan angin 1,6 -5,6 Knot dan tertinggi 5-40 Knot. Dengan demikian tanaman mint dapat tumbuh dengan baik di wilayah kota Padang jika dilihat dari syarat iklimnya.
Perbanyakan Tanaman Mint.Â
Umumnya diperbanyak  secara vegetatif melalui stek  yaitu  tek pucuk, stek batang, dan stek stolon. Ketiga cara stek  ini  memberikan hasil tanaman yang baik . Namun demikian stek pucuk daun mint akan bertumbuh lebih cepat. Oleh karena itu perbanyakan tanaman mint dengan stek pucuk sangat dianjurkan. Stek yang terbuat dari pucuk, stolon, dan batang harus dilakukan penyemaian terlebih dahulu di polybag, tanaman ini mudah layu saat terjadinya perubahan kondisi lingkungan. Proses penyemaian  dapat mengurangi tingkat kematian benih saat dipindahkan ke lahan/pot yang lebih besar (jika ingin menanam di dalam pot).