Mohon tunggu...
Riki Tsan
Riki Tsan Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Spesialis Mata/Magister Hukum Kesehatan

Eye is not everything. But, everything is nothing without eye

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hubungan Dokter-Pasien Berkeadilan Bermartabat, Perspektif Sains

26 Agustus 2023   15:44 Diperbarui: 26 Agustus 2023   16:02 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Tampaknya,merosotnya martabat hubungan dokter dan pasien yang terjadi di India maupun di Rusia, boleh jadi menggambarkan hubungan dokter-pasien di banyak negara era medis modern saat ini, termasuk di Indonesia.

Prof.Dr. Sutan Remi Sjahdeni, SH di dalam bukunya Hukum Kesehatan Tentang Hukum Malapraktik Kesehatan bahkan sampai menuliskan bab khusus tentang banyaknya tuntutan dan gugatan pasien terhadap dokter di Indonesia yang diduga melakukan malapraktik. Beliau dengan tegas menyebutkan bahwa kasus kasus malapraktik yang muncul di masyarakat itu ibarat gunung es yang puncaknya sedikit muncul di tengah lautan.


KESIMPULAN

Bertolak dari paparan di atas, kita menyimpulkan  : 

  • Hubungan Dokter-Pasien Berkeadilan Bermartabat yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi yang welas asih amat penting dalam upaya penyembuhan penyakit pasien.

  • Komunikasi dokter dan pasien yang baik akan berdampak positip terhadap kepatuhan pasien dan berbagai upaya yang dilakukan dokter untuk mempercepat pemulihannya dari penyakit ini, telah terbukti secara ilmiah lewat berbagai penelitian/riset yang telah dilakukan.

  • Saat ini, telah terjadi krisis martabat dalam hubungan dokter dan pasien di era globalisasi ini yang diakibatkan oleh industrilisasi bidang kesehatan, komersialisasi hubungan dokter pasien, derasnya arus informasi yang sering kali tidak valid (sahih) dan adanya pandangan bahwa hubungan dokter-pasien itu hanya sekadar hubungan antara penyedia layanan/barang dengan konsumennya. 

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka untuk mengatasi atau mengatisipasi kemungkinan terjadinya  masalah dalam hubungan dokter dan pasien di Indonesia, tampaknya kita harus mekonstruksi kembali hubungan dokter-pasien dengan menerapkan azas, kaedah dan prinsip prinsip hubungan yang berkeadilan dan bermartabat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun