Arti:
Engkau telah memberikan nasihat yang tulus kepadaku, tetapi aku tidak bisa mendengar nasihatmu. dan seorang pecinta akan menjadi tuli dari orang-orang yang mengritik cintanya.
Sesungguhnya diriku mencurigai uban yang mengritik cintaku. Padahal, uban adalah pemberi nasihat paling tulus yang jauh dari kecurigaan.
                                                   Â
Makna Syair:
Telah banyak penasihat yang menasihati diriku agar aku tidak mealmpaui batas karena cintaku. Tetapi, nasihat itu adalah ada yang aku dengar. Karena seorang pecinta telah menjadi tuli dari kritikan orang yang mengritik cintanya. Sebagai mana banyak diucapkan cinta itu buta!, cinta itu tuli!. Dan diriku mencurigai setiap orang yang menasihatiku, jangan-jangan mereka mengritikku karena hasud, iri, tamak, dan cemburu terhadap cintaku. Bahkan, uban sekalipun aku curugai, padahal ia adalah pemberi nasihat yang paling tulus dan jauh dari kata mencurigakan.
Syair-syair diatas berisi tentang hakikat seorang pecinta dalam mencintai kekasihnya. Ia dikatakan benar-benar tulus terhadap cintanya ketika memang keadaan-keadaan diatas telah terjadi kepada dirinya, selayaknya yang dirasakan oleh penyair sendiri (Imam Al-Bushiri). Beliau sangat merindu Baginda Nabi Muhammad Saw. Sampai keadaan-keadaan diatas sebagai parameter hakikat pacinta telah terwujud pada diri beliau.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H